Karakteristik Briket Biomassa dari Variasi Bahan Baku dan Persentase Perekat yang Berbeda
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik dan pengaruh jenis bahan baku dan persentase perekat yang berbeda terhadap mutu briket biomassa yang dihasilkan dan menentukan perlakuan manakah yang memberikan hasil terbaik terhadap karakteristik briket yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama (A) adalah jenis bahan baku yang terdiri dari 3 taraf yaitu bambu tabah ( A1), sekam padi (A2) dan campuran bambu tabah dan sekam padi (A3). Faktor kedua (B) adalah persentase perekat yang terdiri dari 3 taraf yatu konsentrasi 10%, ( B1) 15% (B2) dan 20%(B3) . Parameter penelitian yang diamati adalah kadar air, kadar abu, kadar zat menguap dan laju pembakaran. Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga didapatkan 27 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat pengaruh perlakuan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Test (DMRT). Berdasarakan hasil penelitian diketahui bahwa, interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter kadar air, kadar abu, kadar zat menguap dan laju pembakaran. Selanjutnya Kadar air yang didapat berkisar antar 2,30% bb - 4,78%,bb kadar abu 5,88% - 34,85%, kadar zat menguap 31,30% - 51,59% dan laju pembakaran 73,20 gr/menit – 106,00 gr/menit. Kualitas briket yang paling baik diperoleh pada perlakuan A2B3 (sekam 80 gram perekat 20 gram) dimana kadar air yang dihasilkan sebesar 2,30%bb, kadar abu 32,29%, kadar zat menguap 32,01% dan laju pembakarannya selama 92,60 gr/menit.
ABSTRACT
This study aims to analyze the characteristics and effects of different types of raw materials and adhesive percentages on the quality of the briquettes of the biomass produced and to determine which treatment gives the best results for the characteristics of the resulting briquettes. This study used a factorial randomized block design (RBD) using 2 factors and 3 replications. The first factor (A) is the type of raw material which consists of 3 levels, namely tabah bamboo (A1), rice husk (A2) and a mixture of tabah bamboo and rice husk (A3). The second factor (B) is the adhesive percentage consisting of 3 levels, namely 10% concentration, (B1) 15% (B2) and 20% (B3). The research parameters observed were moisture content, ash content, volatile substance content and combustion rate. All treatments were repeated 3 times in order to obtain 27 experimental units. The data obtained were analyzed using variance and if there was a significant treatment effect, it was followed by the Duncan Multiple Test (DMRT). Based on the results of the study, it is known that the treatment interaction has a significant effect on the parameters of moisture content, ash content, volatile substance content and combustion rate, then the moisture content obtained ranges from 2.30% bb - 4.78%, bb ash content 5, 88% - 34.85%, the volatile substance content was 31.30% - 51.59% and the combustion rate was 73.20 grams/minutes - 106.00 grams/minutes. The best quality of briquettes was obtained in A2B3 treatment (80 grams of rice husk 20 grams of adhesive) where the water content produced was 2.30%, the ash content was 32.29%, the vaporizing substance content was 32.01% and the burning rate was 92.60 grams. /minute.
Downloads
References
Faiz, T. A., Harahap, L. A., & Daulay, S. B. (2015). Pemanfaatan Tongkol Jagung dan Limbah Teh Sebagai Bahan Briket. Jurnal Rekayasa Pangan Dan Pertanian, 4(3), 427–432.
Handayani, R. T., & Suryaningsih, S. (2019). Pengaruh Suhu Karbonisasi dan Variasi Kecepatan. 4(2), 98–103.
Hastiawan, I., Ernawati, E., Noviyanti, A. R., Eddy, D. R., & Yuliyati, Y. B. (2018). Pembuatan briket dari limbah bambu dengan memakai. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 7(3), 154–156.
Hendra, D. (2007). Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Kayu, Bambu, Sabut Kelapa Dan Tempurung Kelapa Sebagai Sumber Energi Alternatif. In Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Vol. 25, Issue 3, pp. 242–255). https://doi.org/10.20886/jphh.2007.25.3.242-255
Isa, I. (2012). Briket Arang Dan Arang Aktif Dari Limbah Tongkol Jagung. Universitas Negeri Gorontalo, 1–50. http://repository.ung.ac.id/get/simlit/1/168/2/ Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf
Iskandar, T., & Rofiatin, U. (2017). Karakteristik Biochar Berdasarkan Jenis Biomassa Dan Parameter Proses Pyrolisis. Jurnal Teknik Kimia, 12(1), 28–34. https://doi.org/10.33005/tekkim.v12i1.843
Ismayana, A., & Afriyanto, M. R. (2011). Pengaruh Jenis Dan Kadar Bahan Perekat Pada Pembuatan Briket Blotong Sebagai Bahan Bakar Alternatif. J. Tek. Ind. Pert, 21(3), 186–193.
Kencana, P. K. D., Widia, W., & Antara, N. S. (2012). PRAKTEK BAIK BUDI DAYA BAMBU REBUNG TABAH (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ). 1–69. https://bamboeindonesia.files.wordpress.com/2012/06/budidaya-bambu-rebung-tabah.pdf
Muhammad, D. R. A., Parnanto, N. H. R., & Widadie, F. (2018). Kajian Peningkatan Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Dengan Alat Pengering Tipe Rak Berbahan Bakar Biomassa. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 6(1). https://doi.org/10.20961/jthp.v0i0.13500
Musabbikhah, Saptoadi, H., Subarmono, & Arif Wibisono, M. (2015). OPTIMASI PROSES PEMBUATAN BRIKET BIOMASSA MENGGUNAKAN METODE YANG RAMAH LINGKUNGAN ( Optimization of Biomass Briquettes Production Process Using Taguchi Method to Fulfill The Need of Environment Friendly Alternative Fuel ) Diterima : 15 Desember 2014. J. Manusia Dan Lingkungan, 22(1), 121–128.
Ningsih, E., Mirzayanti, Y. W., Himawan, H. S., & Indriani, H. M. (2016). Pengaruh Jenis Perekat pada Briket dari Kulit Buah Bintaro terhadap Waktu Bakar. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, 1–8.
Purwanto, D. (2014). Pengaruh Tekanan Kempa Dan Konsentrasi Perekat Terhadap Sifat Biobriket Dari Limbah Tempurung Sawit. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, 7(2), 1. https://doi.org/10.24111/jrihh.v7i2.1225
Putra, H. P., & Indonesia, U. I. (2018). Study Karakteristik Briket Berbahan Dasar Limbah Bambu dengan Menggunakan Perekat Nasi. December 2013.
Sa’diyah, H., Nurhimawan, S., Fatoni, S. A., Irmansyah, I., & Irzaman, I. (2016). Ektraksi Silikon Dioksida Dari Daun Bambu. V, SNF2016-BMP-13-SNF2016-BMP-16. https://doi.org/10.21009/0305020303
Silviana, & Purbasari, A. (2009). Kajian Awal Pemanfaatan Kulit Biji Nyamplung Sebagai Briket Bioarang. Kajian Awal Pemanfaatan Kulit Biji Nyamplung Sebagai Briket Bioarang, 6.
Siwi, H., Sirun, A., & Arungpadang, T. A. R. (2017). Briket Campuran Arang Tempurung Kelapa dan Enceng Gondok Hasil Pirolisis. 1, 61–68.
Sudarja. (2009). Analisis Rekayasa dan Karakterisasi Briket Bahan Bakar dari Limbah Serat Kenaf. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 12(1), 92–98.
Sudding, & Jamaluddin. (2015). Pengaruh Jumlah Perekat Kanji terhadap Lama Briket Terbakar menjadi Abu. Jurnal Chemical, 16(1), 27–36.
Vachlepi, A., & Suwardin, D. (2013). Penggunaan Biobriket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dalam Pengeringan Karet Alam. Warta Perkaretan, 32(2), 65. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v32i2.38
Wibowo, A. S. (2009). Kajian pengaruh komposisi dan perekat pada pembuatan briket sekam padi terhadap kalor yang dihasilkan. Universitas Stuttgart.
Yorgancı, B. (2018). Title. Gastrointestinal Endoscopy, 10(1), 279–288. http://dx.doi.org/10.1053/j.gastro.2014.05.023%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gie.2018.04.013%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29451164%0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC5838726%250Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.gie.2013.07.022