Karakteristik Briket Biomassa dengan Variasi Geometri dan Jenis Bahan Baku yang Berbeda
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik briket biomassa dengan variasi geometri dan jenis bahan baku briket biomassa yang berbeda dan menentukan perlakuan manakah yang menghasilkan briket dengan kualitas yang paling baik. Penelitian ini menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) Faktorial menggunakan 2 faktorial dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis bahan baku (A) yang terdiri dari tiga taraf yaitu bambu tabah (A1), sekam padi (A2) dan campuran bambu tabah sekam padi (A3). Faktor kedua yaitu bentuk geometri briket (B) yang terdiri dari dua taraf yaitu balok (B1) dan silinder (B2). Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga didapatkan 18 data pengamatan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat pengaruh perlakuan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji BNT terhadap rata-rata perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Interaksi antar perlakuan jenis bahan baku dan bentuk geometri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter mutu briket yang dihasilkan, Perlakuan briket yang dibuat dari sekam padi dengan bentuk silinder (A2B2) merupakan perlakuan yang menghasilkan briket dengan kualitas paling baik dengan nilai kadar air sebesar 2,64% bb, kadar abu sebesar 6,60%, laju pembakaran sebesar 73,16 (gr/menit) dan volatille matter sebesar 13,86 %.
ABSTRACT
This study aims to analyze the characteristics of biomass briquettes with different geometry variations and types of biomass briquette raw materials and determine which treatment produces the best quality briquettes.This research uses block design (RAK) using 2 factorials and 3 replications.The first factor is the type of raw material (A) which consists of three levels, namely tabah bamboo (A1), rice husk (A2) and a mixture of tabah bamboo rice husk (A3). The second factor is the geometric shape of the briquette (B) which consists of two levels, namely beams (B1) and cylinders (B2). All treatments were repeated 3 times in order to obtain 18 observational data. The data obtained were analyzed by means of variance and if there was a significant treatment effect, then it was followed by the BNT test on the average treatment.The results showed that the interaction between treatments. Types of raw materials and geometric shapes had a significant effect on the quality parameters of the resulting briquettes.The treatment of briquettes made from rice husks in a cylindrical shape (A2B2) is a treatment that produces the best quality briquettes with a moisture content value of 2.64% bb.ash content was 6.60%, combustion rate was 73.16 (gr / minute) and volatile matter was 13.86%.
Downloads
References
Elsaprike, J., Yahya, R., & Yuwana, Y. (2018). Pembuatan Arang Dengan Metode Tungku Piloris Double Burner Menggunakan Limbah Kayu Dengan Metode Manduk Di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 7(2), 33–40. https://doi.org/10.31186/naturalis.7.2.6009
Hastiawan, I., Ernawati, E., Noviyanti, A. R., Eddy, D. R., & Yuliyati, Y. B. (2018). Pembuatan briket dari limbah bambu dengan memakai. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 7(3), 154–156.
Hendra, D. (2007). Pembuatan Briket Arang Dari Campuran Kayu, Bambu, Sabut Kelapa Dan Tempurung Kelapa Sebagai Sumber Energi Alternatif. In Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Vol. 25, Issue 3, pp. 242–255). https://doi.org/10.20886/jphh.2007.25.3.242-255
Ihsan, I., & T, M. A. (2019). Pengaruh Komposisi Terhadap Karakteristik Briket Kombinasi Arang Tempurung Kelapa Dan Arang Bambu. JFT : Jurnal Fisika Dan Terapannya, 6(1), 89. https://doi.org/10.24252/jft.v6i1.12737
Ismanto, A., & Martono, D. (2012). ( Physical Properties and Dimentional Stabilization of Several Commercial Bamboo Species ). 30(3), 163–170.
Kencana, P. K. D., Widia, W., & Antara, N. S. (2012). Praktek Baik Budi Daya Bambu Rebung Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ). 1–69. https://bamboeindonesia.files.wordpress.com/2012/06/budidaya-bambu-rebung-tabah.pdf
Kurdiawan, Y. Z., Erlangga, M., & Juliastuti, S. R. (2013). Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-karbonisasi. ITS Chemical Engineering, 2(1), 1–5.
Latifa, A. (2015). Digital Repository Universitas Jember. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/65672/Ainul Latifah-101810401034.pdf?sequence=1
Lempang, M. (2016). Pengawetan Bambu Untuk Barang Kerajinan Dan Mebel Dengan Metode Tangki Terbuka. Info Teknis EBONI, 13(Desember 2016,), 79–92. http://balithutmakassar.org/wp-content/uploads/2017/11/01_PENGAWTAN-BAMBU-TANGKI-TERBUKA_INFOTEKeBoni.pdf
Nadkarni, R. (2007). Guide to ASTM Test Methods for the Analysis of Petroleum Products and Lubricants, 2nd Edition. In Guide to ASTM Test Methods for the Analysis of Petroleum Products and Lubricants, 2nd Edition. https://doi.org/10.1520/mnl44-2nd-eb
Patandung, P. (2017). Pengaruh Jumlah Tepung Kanji Pada Pembuatan Briket Arang Tempurung Pala. Jurnal Penelitian Teknologi Industri, 6(2), 95. https://doi.org/10.33749/jpti.v6i2.3195
Purnomo, R. H., Hower, H., & Padya, I. R. (2015). Pemanfaatan limbah biomassa untuk briket sebagai energi alternatif. Prosiding Seminar Agroindustri Dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI, September, 2–3.
Purwanto, J., & Sofyan, S. (2014). Pengaruh Suhu dan Waktu Pengarangan Terhadap Kualitas Briket Arang dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit. Jurnal Litbang Industri, 4(1), 29. https://doi.org/10.24960/jli.v4i1.638.29-38
Setiani, V., Setiawan, A., Dhani, M. R., & Maulidya, R. D. (2019). Analisis Proximate Briket Tempurung Kelapa dan Ampas Tebu. Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 16(2), 91. https://doi.org/10.14710/presipitasi.v16i2.91-96
Sudding, & Jamaluddin. (2015). Pengaruh Jumlah Perekat Kanji terhadap Lama Briket Terbakar menjadi Abu. Jurnal Chemical, 16(1), 27–36.
Suheryanto, D., Susilaning, L., Hastuti, S., Kusumanegara, J., & Yogyakarta, N. (2013). Pembuatan Arang Bambu ( Bamboo Charcoal ) Pada Suhu. 2, 51–59.
Surest, A. H., & Afif, H. (2011). Kayu Dan Tempurung Kelapa Dengan Proses Karbonisasi. 17(8), 29–40.
Susanto, A., & Yanto, T. (2013). Pembuatan Briket Bioarang Dari Cangkang Dan Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 6(2). https://doi.org/10.20961/jthp.v0i0.13516
Taufik, I., & Fenni, S. (2015). Efektivitas Bentuk Geometri Dan Berat Briket Bioarang Dari Bambu Terhadap Kualitas Penyalaan Dan Laju Pembakaran. Jurnal Teknik Kimia, 10(1), 8–12