Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Singkal Lebih Sedikit Memerlukan Air Irigasi dari pada Bajak Rotary
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kebutuhan air irigasi pada pengolahan tanah menggunakan bajak singkal dan bajak rotary. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: volume solum, porositas tanah, kadar air awal tanah, kebutuhan air untuk penggenangan, volume genangan, dan lama waktu pengolahan tanah. Lokasi yang digunakan sebagai sampel lahan sawah sebanyak 15 titik sampel untuk masing-masing bajak yang di kelompokan menjadi tiga lokasi yaitu pada hulu, tengah, dan hilir. Pada setiap lokasi diambil lima sampel sawah untuk setiap perlakuan bajak. Volume solum pada sawah yang diolah menggunakan bajak singkal sebesar 2.122,00 m3/ha sedangkan volume solum menggunakan bajak rotary sebesar 2096,33 m3/ha. Kadar air awal tanah pada lahan sawah yang digunakan sebagai sampel untuk bajak singkal sebesar 52,98 % sedangkan pada bajak rotary sebesar 45,63 %. Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan sawah yang diolah dengan bajak rotary lebih besar dari bajak singkal yaitu 505,97 m3/ha, sedangkan pada bajak singkal sebesar 377,11 m3/ha. Volume genangan pada bajak rotary lebih besar dari bajak singkal yaitu bajak rotary sebesar 401,33 m3/ha dan bajak singkal sebesar 141,00 m3/ha. Untuk lama waktu yang diperlukan untuk mengolah tanah, bajak singkal memerlukan waktu lebih lama yaitu 29,69 jam/ha, sedangkan bajak rotary memerlukan waktu 14,35 jam/ha. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal lebih sedikit memerlukan air dibandingkan dengan bajak rotary. Pada pengolahan tanah menggunakan bajak singkal air yang diperlukan yaitu 5,07 l/dt, sedangkan untuk bajak rotary memerlukan air sebanyak 17,69 l/dt.
This research was conducted to know the difference of irrigation water requirement in the preparation of land using chisel plow and rotary plow. The variables observed in this study include: solum volume, soil porosity, initial moisture content of the soil, water requirements for inundation, puddle volume, and duration of soil tillage. Location used as sample of paddy field as much as 15 point sample for each plow which is grouped into three locations that is at upstream, middle, and downstream. At each location five rice samples were taken for each plow treatment. The volume of solum on the treated rice field using the chisel plow of 2122.00 m3 / ha while the volume of solum using rotary plow of 2096.33 m3 / ha. The initial soil moisture content in paddy field used as sample for chisel plow is 52,98% while rotary plow is 45,63%. The water requirement for the saturation of paddy field that is processed by rotary plow is bigger than the chisel plow is 505.97 m3 / ha, whereas in the chisel plow is 377,11 m3 / ha. The volume of inundation in the rotary plow is greater than the chisel plow rotary plow of 401.33 m3 / ha and chisel plow of 141.00 m3 / ha. For the length of time required to cultivate the soil, the chisel plow takes longer time of 29.69 hours / ha, while the rotary plow takes 14.35 hours / ha. The results of this study indicate that the processing of soil using plows of chisel requires less water than the rotary plow. In the processing of the soil using the plot of water chisel required is 5.07 l / dt , while for the rotary plow requires water as much as 17.69 l / dt .
Downloads
References
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Daywin,FJ, RG. Sitompul, Imam Hidayat. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Lakitan, B., 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rizaldi, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU. Medan.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Pradna Paramita, Jakarta.