KAJIAN FREKUENSI DAN LAMA PEMAPARAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA FASE GENERATIF TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS BUNGA KRISAN (Crhysantemum)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menentukan produksi dan kualitas krisan pada frekuensi (jumlah paparan per hari) dan durasi paparan medan elektromagnetik selama fase generatif, (2) menentukan frekuensi dan durasi paparan medan elektromagnetik yang menghasilkan produksi terbaik dan kualitas bunga krisan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan dua perlakuan. Perlakuan pertama adalah frekuensi paparan medan elektromagnetik yang terdiri dari 1, 2 dan 3 kali per hari dan perlakuan kedua adalah durasi paparan medan elektromagnetik yang terdiri dari 5, 20, dan 35 menit. Variabel yang diukur untuk produksi bunga adalah umur tanaman mulai mekar, umur panen, jumlah bunga dan jumlah bunga setengah mekar, sedangkan untuk kualitas adalah diameter bunga, warna bunga, bobot bunga, dan ketahanan bunga setelah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi dan kualitas krisan rendah, jika paparan medan elektromagnetik pada 3 mT (militesla) dengan paparan frekuensi 1, 2 dan 3 kali per hari dan paparan durasi adalah 5, 20, dan 35 menit dalam fase generatif. Perlakuan terbaik yang terkandung dalam frekuensi 2 kali sehari dan durasi paparan 5 menit memberikan hasil terbaik untuk produksi dan kualitas bunga krisan.
The objectives of this research were to (1) determine the production and quality of chrysanthemum on frequency (amount of exposure per day) and duration of electromagnetic field exposure during generative phase, (2) determine frequency and duration of electromagnetic field exposure which produce the best production and quality of chrysanthemum flower. The method of this research was experimental method with two treatments.The first treatment was frequency of electromagnetic field exposure consisted of 1, 2 and 3 times per day and second treatment was electromagnetic field exposure duration consisted of 5, 20, and 35 minutes. Variables which measured for flower production were age of plant that started to blooming, harvest age, amount of flower and amount flower of half blooming, while for quality were diameter of flower, flower color, weight flower, and flower resistance after harvest. Result showed that production and quality of chrysanthemum was low, if electromagnetic field exposure at 3 mT (militesla) with frequency exposure 1, 2 and 3 times per days and duration exposure was 5, 20, and 35 minutes in generative phase. The best treatment contained in frequency 2 time per day and exposure duration 5 minutes gave the best result for production and quality of chrysanthemum flower.
Downloads
References
Aladjadjiyan, A. 2002. Study of The Influence of Magnetic Field on Some Biological Characteristic on Zea mais. Journal of Central European Agriculture. Vol 3 (2002) no. 2. http://www.agr.hr/jcea. Diakses 10 mei 2010.
Galland, P. A. 2005. Magnetoreception in Plant. Journal of Plant Research. The Botanical Society of Japan and Springer Verlag Tokyo 2005. 118 : 371-389. http://www.springerlirrl.com Diakses 20 Mei 2014.
Rukmana, R dan Mulyana. 1997. Krisan. Jakarta: Kanisius.
Salinger, J. P. 1985. Commercial Flower Growing. Butterworths of New Zealand. p:163- 177.
Tribuana, N, 2000, Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di Bawah Sutet 500kV, www.elektroindonesia.com. Diakses 2 juni 2014.