Manajemen Rantai Pasok Beberapa Komoditas Hortikultura di Kabupaten Klungkung
Abstract
Tujuan penelitian adalah: identifikasi struktur rantai pasok hortikultura dan menganalisis nilai
tambah yang diperoleh pada masing-masing rantai, sehingga diperoleh distribusi nilai tambah
pada masing-masing rantai yang nantinya akan bermuara pada rekomendasi pengembangan
sistem manajemen rantai pasok hortikultura di Kabupaten Klungkung. Metode yang digunakan
yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur kinerja
kunci rantai pasok dan mengukur nilai tambah. Untuk kinerja kunci rantai pasok digunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sedangkan untuk mengukur nilai tambah digunakan
metode Hayami. Struktur rantai pasok pada komoditas cabai adalah Petani – Pedagang Pasar
Klungkung – Konsumen, sedangkan pada komoditas jagung, struktur rantai adalah Petani –
Pedagang Pasar di Denpasar – Konsumen serta Petani (Supplier) – Supermarket – Konsumen.
Manajemen rantai pasok hortikultura yang diterapkan di Klungkung secara umum masih bersifat
tradisional. Kinerja kunci rantai pasokan mempertahankan “Kemitraan yang berkelanjutan”
(0,325), dengan indikator kinerjanya adalah atribut reliabilitas (keandalan) (0,257). Untuk atribut
reliabilitas (keandalan), indikator kinerja yang harus ditingkatkan adalah: pemenuhan pesanan
secara sempurna, kualitas produk, serta kualtas proses. Nilai tambah yang diterima petani cabai
adalah sebesar Rp 3.325/kg, dengan pendapatan tenaga kerja adalah sebesar Rp 9.448/kg, dan
keuntungan yang diperoleh adalah minus Rp 6.123/kg. Nilai tambah yang diterima petani jagung
adalah sebesar Rp 2000/kg, pendapatan tenaga kerja adalah sebesar Rp 960/kg, dan keuntungan
yang diperoleh adalah Rp 1040/kg.