Kontribusi Teknologi Fermentasi Terhadap Nilai Tambah Kakao Sertifikasi di Subak Abian Amerta Nadi Desa Tuwed Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana
Abstract
Perkembangan kakao sebagai komoditi ekspor menjadi isu penting di sektor perdagangan global, dimana kakao merupakan salah satu komoditi ekspor. Pelaksanaan program sertifikasi berkelanjutan dengan pengolahan fermentasi sangat penting, hal ini dikarenakan tuntutan konsumen yang semakin kritis terutama dalam aspek kualitas, kesehatan dan keamanan produk sampai kepada bagaimana produk tersebut dapat bermanfaat secara sosial dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Penelitian dilakukan terhadap petani kakao sertifikasi UTZ berkelanjutan di Kabupaten Jembrana. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling) sebanyak 40 responden melakukan fermentasi kakao dan sebanyak 30 responden yang tidak melakukan fermentasi kakao yang diambil dengan metode survei. Teknik analisis data menggunakan analisis uji beda dan analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani kakao mengalami peningkatan, secara signifikan pada proses pengolahan fermentasi dan non fermentasi. Proses produksi fermentasi dengan output sebanyak 118 kg/proses memperoleh keuntungan sebesar Rp. 8.911,- dengan persentase atau tingkat keuntungan sebesar 39,27 persen dari nilai output sebesar Rp 20.911, sehingga dari perhitungan marjin keuntungan dalam proses fermentasi kakao. Keuntungan bersih yang diterima oleh petani sebesar Rp. 8.065,- per proses produksi. Berdasarkan analisis pendapatan petani dan analisis nilai tambah fermentasi kakao, pendapatan petani yang melakukan sertifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan non-sertifikasi, dan ada nilai tambah yang diperoleh petani yang melakukan fermentasi kakao. Manfaat yang diperoleh petani kakao di Kabupaten Jembrana selain meningkatkan pendapatan, memperoleh harga primum, dan dapat mempertahankan mutu kakao. Diharapkan bagi petani kakao yang mengikuti sertifikasi UTZ agar melakukan pengolahan fermentasi untuk meningkatkan mutu biji kakao dan meningkatkan pendapatan petani kakao. Diharapkan dukungan dari pemerintah, maupun pihak selaku steakholder dalam pengawasan pengendalian mutu kakao. Petani kakao diberikan sosialisasi dan bimbingan teknis meningkatkan kualitas mutu kakao, agar mampu bersaing di pasar domestik maupun pasar global dan berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.