Tradisi Megibung di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali

  • Ni Kadek Gita Ginanti Mahayani mahasiswa
  • Nazrina Zuryani
  • Ni Luh Nyoman Kebayantini

Abstrak

Megibung di Desa Budakeling masih ajeg sampai sekarang. Hal ini disebabkan adanya upaya pelestarian budaya dan tradisi megibung oleh desa yang kemudian diatur dalam awig-awig desa. Melalui penelitian deskriptif eksplanatif ini, nilai-nilai filosofis kehidupan masyarakat Hindu Bali seperti menyama braya, konsep suka dan duka akan dianalisis. Manggala karya akan meebat dan megibung. Untuk manusia yadnya, megibung bisa dilakukan lebih dari satu kali, sedangkan untuk dewa megibung yadnya hanya dilakukan satu kali. Teori tindakan sosial Weber dalam megibung dapat dianalisis dengan empat tindakan sosial. Hal tersebut diklasifikasikan berdasarkan latar belakang pelaksanaan megibung, nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan megibung, faktor-faktor yang mendorong individu untuk melakukan tindakan megibung. Momen pelaksanaan tradisi megibung merupakan salah satu media yang dapat mengintegrasikan masyarakat Desa Budakeling yang didominasi oleh kepercayaan Hindu-Bali dengan budaya catur warnanya.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2022-06-02
##submission.howToCite##
MAHAYANI, Ni Kadek Gita Ginanti; ZURYANI, Nazrina; KEBAYANTINI, Ni Luh Nyoman. Tradisi Megibung di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. JURNAL ILMIAH SOSIOLOGI: SOROT, [S.l.], v. 2, n. 01, june 2022. ISSN 2827-914X. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/sorot/article/view/86914>. Tanggal Akses: 18 may 2024
Bagian
Articles

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

<< < 2 3 4 5 6 7 8 > >>