TINGKAT PENDAPATAN PETANI TERHADAP KOMODITAS UNGGULAN PERKEBUNAN SULAWESI TENGGARA
Main Article Content
Abstract
ABSTRACT The study had been done to cocoa farmers in Kolaka regency and cashew nut farmer in Muna regency on April to July 2004 used survey method. This study was aimed to observe farming system description, income rates and contribution of farming system income on structure of household income so that could be known the welfare of farmer. The result showed that income rates of cocoa farmers were greater than cashew nut farmers. The amount burden of cocoa farmers were 4,32 people, while that income was Rp 7.059.943,70 per years, contribution of farming system income was 76,38 % of the total of farmer income with B/C ratio 2,80. the income rates of cashew nut farmers were Rp 4.437.475,54 per years with 4,62 people, contribution of farming system income was 16,34 % of the total of farmer income with B/C ratio 1,17. Both had B/C ratio > 1, so that farming system were still beneficial and reasonable to be developed. The welfare of cocoa farmers was above poverty line while income per capita per years was equivalent to 710,51 kg rice, where as welfare of cashew nut farmers was almost be in poor criteria, income per capita was equivalent to 384,30 kg rice. Therefore one of the ways to increase cashew nut farmers income was to repair farming system by giving production input and making the land use effective. Keywords: IncomeRates, Welfare, Superiorcommodity ABSTRAK Pengkajian tingkat pendapatan petani terhadap komoditas unggulan perkebunan telah dilakukan pada petani kakao di Kabupaten Kolaka dan petani jambu mete di Kabupaten Muna pada bulan April – Juli 2004 dengan menggunakan metode survei. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran usahatani, tingkat pendapatan dan kontribusi pendapatan usahatani terhadap struktur pendapatan rumah tangga sehingga diketahui taraf hidup petani di Sulawei Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani kakao lebih besar daripada petani jambu mete. Jumlah tanggungan keluarga petani kakao 4,32 jiwa dengan pendapatan sebesar Rp 7.059.943,70 per tahun, kontribusi pendapatan usahatani sebesar 76,38 % dari total pendapatan petani dengan nilai B/C ratio 2,80. tingkat pendapatan petani jambu mete sebesar Rp 4.437.475,54 per tahun dengan tanggungan keluarga sebanyak 4,62 orang, kontribusi pendapatan usahatani 16,34 % dari total pendapatan dengan nilai B/C ratio 1,17. Dari nilai B/C ratio yang lebih besar dari satu (B/C > 1) maka kedua usahatani tersebut masih menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Taraf hidup petani kakao sudah diatas garis kemiskinan dengan pendapatan per kapita per tahun setara dengan 710,51 kg beras, sedangkan taraf hidup petani jambu mete masih dalam kriteria hampir miskin dengan dengan pendapatan per kapita per tahun setara dengan 384,30 kg beras. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup petani jambu mete dalah dengan memperbaiki pola usahatani dengan memberikan input produksi dan mengefektifkan lahan diantara tanaman jambu mete dengan tanaman semusim. Kata kunci: Tingkat Pendapatan, Taraf Hidup, Komoditas Unggulan
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
SAHARA, DEWI; ABIDIN, ZAINAL; -, DAHYA.
TINGKAT PENDAPATAN PETANI TERHADAP KOMODITAS UNGGULAN PERKEBUNAN SULAWESI TENGGARA.
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, [S.l.], nov. 2012.
ISSN 2615-6628.
Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/4185>. Date accessed: 22 nov. 2024.
Keywords
IncomeRates, Welfare, Superiorcommodity (Tingkat Pendapatan, Taraf Hidup, Komoditas Unggulan)
Issue
Section
Articles