HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA WANITA BALI YANG MENJALANI PERNIKAHAN NGEROB DI DENPASAR

  • Ni Putu Widya Dharma Astasari Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • Made Diah Lestari Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Abstract

Marriage is one of young adulthood’s development tasks. Some problems often arise in the initial period of marriage and disturb the marital adjustment process. In some countries with strong collective culture, a big family involvement is crucial and give an impact to marital adjustment process. In Bali, there is a culture called ngerob. Ngerob is a situation where one of the boys of a family should stay at parents home to continue the obligations and responsibilities of parents in customs, which means that a married man should invite his wife to live in a home with his parents. Adjustment with the partner's family is important in ngerob marriage. In order to reach a success marital adjustment, the wife is expected to have stable emotions. Emotionally intelligent wife is considered to have good self-control, able to express emotions appropriately, so that they can adapt with the circumstances it faces. The aim of this research is to determine the relation between emotional intelligence and marital adjustment among Balinese women who are ngerob in Denpasar.


Subjects were Balinese woman who are married, living with in-laws (ngerob) and live in Denpasar (n=60). Data were collected through emotional intelligence questionnaire with and the marital adjustment questionnaire with. The data were analyzed using product moment correlation test. The correlation coefficient between emotional intelligence and marital adjustment are 0.503 with a significance level of 0.000 (p <0.05). The results of this research showed that there is a positive and significant correlation between emotional intelligence and marital adjustment among Balinese women who are ngerob in Denpasar. The higher level of emotional intelligence encourage a better marital adjustment process among  Balinese women who are ngerob in Denpasar.


Keywords : emotional intelligence, marital adjustment, ngerob

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ni Putu Widya Dharma Astasari, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Made Diah Lestari, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

References

Anggraini, W. A. (2002). Penyesuaian diri istri dalam perkawinan ditinjau dari kematangan emosi. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Diakses pada 5 April 2014 dari http://eprints.unika.ac.id/view/creators/ Anggraini=3AWinny _Anastasia_=3A=3A.html

Annisa, N., & Handayani, A. (2012). Hubungan antara konsep diri dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri istri yang tinggal bersama keluarga suami. Jurnal Psikologi Pitutur, 1, 57-67. Diakses pada 6 April 2014 dari http://jurnal.umk.ac.id/index.php/ PSI/article/view/36

Anjani, C., & Suryanto. (2006). Pola penyesuaian perkawinan pada periode awal. INSAN, 198-210. Diakses pada 5 April 2014 dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/05%20-%20Pola%20Pe nyesuaian%20Perkawinan%20pada%20Periode%20Awal.pdf

Arsana, I. G. (1990). Tata kelakuan di lingkungan pergaulan keluarga dan masyarakat setempat daerah Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Astasari, N. W. (2014). Gambaran penyesuaian pernikahan pada wanita Bali yang menjalani pernikahan ngerob (studi kasus tidak dipublikasikan). Denpasar: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Donna, D. F. (2009). Penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah tanpa proses pacaran (ta’aruf). Skripsi. Diakses pada 29 April 2014 dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10503039.pdf

Fernandez, P. (2012). Gender difference in emotional intelligence: The mediating effect of age. Behavioral Psychology, 20, 77-89. Diakses pada 3 Desember 2014 dari http://www.researchgate.net/profile/Rosario_Cabello/publication/230887032_Diferencias_de_sexo_en_inteligencia_emocional_efecto_de_mediacin_de_la_edad/links/0fcfd5130e9a66178d000000.pdf

Fitroh, S. F. (2011). Hubungan antara kematangan emosi dan hardiness dengan penyesuaian diri menantu perempuan yang tinggal di rumah ibu mertua. Jurnal Psikologi Islam, 83-98. Diakses pada 20 Maret 2014 dari http:// www.library.gunadarma.ac.id/journal/view/6012/hubungan-antara-kematangan-em osi -dan-hardiness-dengan-penyesuaian -diri-menantu-perempuan-yang-tinggal-di-rumah-ibu-mertua.html/

Goleman, D. (1995). Emotional intelligence. New York: Bantam book.

Goleman, D. (2001). Kecerdasan emosional: Mengapa EI lebih penting daipada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gunarsa, Y. S. (2012). Psikologi untuk keluarga. Jakarta: Libri.

Hurlock, E. B. (1993). Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Landis, M., & Judson. (1970). Building your life building a successful marriage teen-agers' guide for living. New York: Prentice-Hall. Inc.

Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Jakarta: Kencana.

Narayana, A. R., Astasari, N. W., Natalya, N. P., & Shintyadhita, P. N. (2013). Marital satisfaction of balinese women in ngerob family. Dinamics of Balinese Marriage, 36-48. Denpasar: Centre For Health and Indigenous Psychology.

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.

Pudjiastuti, E., & Santi, M. (2012). Hubungan antara asertivitas dengan penyesuaian perkawinan pasangan suami istri dalam usia perkawinan 1-5 tahun di kecamatan Coblong Bandung. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 9-16. Diakses pada 6 April 2014 dari http://prosiding. lppm.unisba.ac.id/ index.php/sosial/article/view/280

Qonitatin, N. (2012). Penyesuaian perkawinan dengan kecendrungan kesenjangan konsep peran suami istri. Promoting Harmony in Urban Community: A Multi Perspective Approach (p. 128). Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Diakses pada 3 April 2014 dari http://eprints.undip.ac.id/40397/1/UBAYA_NQ.pdf

Republik Indonesia. (1974). Undang-undang no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Diakses pada 2 Mei 2014 dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU1-1974Perkawinan.pdf

Rustika, I. M. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada remaja (disertasi tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Program Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Spanier, G. B. (1976). Measuring dyadic adjustment: New scales for assessing the quality of marriage and similar dyads. Journal of Marriage and Family, 15-28. doi: 10.2307/350547

Sriastuti, A. (2010). Relasi antara menantu perempuan dan mertua perempuan dalam bingkai feminisme di "istri untuk putraku" karya Ali Ghalem. Dinamika Bahasa & Ilmu Budaya, 86-103. Diakses pada 21 Januari 2015 dari http://www.unisbank.ac.id/ ojs/index.php/fbib1/article/ viewFile/457/pdf

Sugiyono, P. D. (2013). Metode penelitian kombinasi (mixed method). Bandung: Alfabeta.

Surya, T. F. (2013). Kepuasan perkawinan pada istri ditinjau dari tempat tinggal. Calyptra, 1-13. Diakses pada 7 Mei 2014 dari http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/ article/viewFile/213/ 189

Wismanto, Y. B. (2010). Pondok mertua indah. Majalah Hidup, 39. Diakses pada 16 Mei 2015 dari http://eprints.unika.ac.id/229/1/PONDOK_MERTUA_INDAH.pdf
Published
2016-11-01
How to Cite
ASTASARI, Ni Putu Widya Dharma; LESTARI, Made Diah. HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA WANITA BALI YANG MENJALANI PERNIKAHAN NGEROB DI DENPASAR. Jurnal Psikologi Udayana, [S.l.], p. 33-42, nov. 2016. ISSN 2654-4024. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/28055>. Date accessed: 22 nov. 2024.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)