Pengaruh penyimpanan pada suhu kamar terhadap sifat mikrobiologis Loloh Bluntas yang diproduksi di daerah Denpasar-Badung
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan loloh bluntas selama penyimpanan pada suhu ruang sehingga dapat menentukan umur simpan loloh bluntas bedasarkan kualitas mikrobiologis. Loloh bluntas berasal dari 3 produsen loloh di daerah Denpasar - Badung disimpan pada suhu ruang selama 24 jam. Pengamatan mikrobiologis loloh dilakukan setiap 6 jam, yaitu : 0 jam, 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam, meliputi pemeriksaan terhadap pH, TSS, Total Mikroba dan Total Kapang/Khamir. Penyimpanan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai total mikroba dan total kapang/khamir dari loloh bluntas. Terjadi peningkatan total mikroba yaitu 4,77 log Cfu/mL (0 jam) menjadi 6,44 log Cfu/mL (24 jam). Nilai total kapang/khamir meningkat dari 3,15 log Cfu/mL (0 jam) menjadi 4,26 log Cfu/mL (24 jam). Loloh bluntas dapat disimpan sampai dengan 24 jam pada suhu ruang, penyimpanan diatas 24 jam tidak dapat dilakukan karena loloh bluntas telah mengandung jumlah mikroba diatas standar yaitu diatas 106 Cfu/mL.
Downloads
References
Aryani, D. dan Anwar, F. 2006. Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan di Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan 1(1) : 44-50
Ali, J. A. Hussain, Ziarurahman, Shafqatullah, GM. Paracha, MS. Afridi, IU. Rahman dan S. Hassan. 2015. Microbiological quality evaluation, preservation, and shelf life studies of sugar cane juice sold in Peshawar City, Khyber Pakhtunkhwa -Pakistan. American-Eurasian J. Agritech and Environment Science 15 (4) : 485-489.
Ashaye, O.A., Taiwo O.O., Adegoke G.O. 2006. Effect of local preservatives (Aframomum danielle)on the chemical anad sensory properties of stored warakanshi. African Journal of Food Science and Technology 1 (1): 10-16
Badan Pengawas Obat dan Makanan 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. http://asrot.pom.go.id/img/Peraturan. [15 Agustus 2016]
Fardiaz, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Herawati, H. 2008. Penentuan umur simpan produk pangan. Jurnal Litbang Pertanian 27(4) :124-130
Maturin, L. dan J.T. Peeler. 2001. Aerobic Plate Count. Di dalam : Bacteriological Analytical Manual Online. Center for Food Safety and Applied Nutrition. U.S. Food and Drug Administration.
Manu, R. 2013. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun bluntas (Pluchea indica Less) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Pseudomonas aeruginosa. Jurnal ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya 2 (1) : 1-10.
Rahmawati, I., Iswandi, Sardjiman. 2014. Uji aktivitas antibakteri senyawa 2,6-bis-(2-furilidin) sikloheksanon terhadap bakteri Staphylococcus auresus yang resisten. Jurnal Sains Dasar 3 (2) : 174-182
Sibarani, VR., PM Wowor, H. Awaloei. 2013. Uji efek analgesik ekstrak daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) pada mencit (Mus musculus) Jurnal e-Biomedik (eBM) 1 (1) : 621-628
Srisrook, K., D. Buapool, R. Boonbai, P. Simmasut, Y. Charoensuk, E. Srisook. 2012. Antioksidan and anti-imflammatory activities of hot water extract from Pluchea indica Less. herbal tea. Journal of Medical Plants Research 6(23) : 4077-4081
Widyawati, PS., Budianta, FA. Kusuma, Wijaya. 2014. Difference of solvent polarity to phytochemical content and antioxidant activity of Pluchea indica Less. leaves extracts. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research (IJJPR) 6 (4) : 850-855.