Pengaruh Variasi Perendaman Terhadap Kekuatan Tarik Serat Tunggal Daun Praksok (Cordyline Australis)

  • I Komang Ari Dimas
  • Tjokorda Gde Tirta Nindhia
  • I Wayan Surata

Abstrak

Abstrak
Serat berperan sebagai bahan utama dalam komposit, sehingga besar kecilnya kekuatan komposit tergantung pada kekuatan
seratnya. bahan penguat serat alam menjadi sebuah pilihan alternatif. Salah satunya adalah praksok (Cordyline australis),
merupakan tanaman yang banyak tumbuhdiseluruh wilayah Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh variasi perendaman terhadap kekuatan tarik serat tunggal daun praksok. Pengujian tarik mengacu pada ASTM C
1557-03. Hasil penelitian menunjukan bahwa serat praksok tanpa perlakuan mempunyai kekuatan tarik sebesar 46,85MPa
dan regangan sebesar 0,11% sedangkan untuk serat dengan perlakuan NaOH 5% perendaman selama 2 jam mempunyai
kekuatan tarik sebesar 110,92 MPa dan regangan sebesar 0,10%, serat dengan perlakuan NaCL 2 jam memiliki kekuatan
tarik 36,43 MPa dan regangan 0,07%, NaCL 4 jam memiliki kekuatan tarik 47,24 MPa dan regangan 0,10%,NaCL 6 jam
memiliki kekuatan tarik sebesar42,26 MPa dan regangan 0,09%,NaCL 8 jam memiliki kekuatan tarik sebesar55,19 Mpa dan
regangan 0,09%. Dan modulus elastisitas terendah terdapat pada serat tanpa perlakuan yaitu sebesar 0,42249 GPa.
Sedangkan modulus elastisitas tertinggi dimiliki oleh serat dengan perlakuan NaOH 5% perendaman 2 jam sebesar
1,04847GPa.
Kata kunci: Serat, Daun Praksok (Cordyline Australis), Serat Tunggal


Abstract
fiber in composite material is the material that distribute the load. strength of a composite material is dependant
on the strength of the fibers. natural fiber is an alternative choice, one of which is praksok Cordyline australis.
The purpose of this study is to determine the effect of variable submersion on the tensile strength of praksok leaf
fibers. Single fiber tensile testing refers to ASTM C 1557-03. The results showed that Praksok fiber without
treatment has an tensile strength of 46,85 MPa and strain of 0,11%. fibers with 5% NaOH treatment of 2 hours
had an tensile strength of 110,92 MPa and strain of 0,10%, fibers with a 2 hour NaCL had an tensile strength of
3,43 MPa and strain of 0,07%, 4 hour NaCL had an tensile strength of 47,24 MPa and strain of 0,10%, 6-hour
NaCL has an tensile strength of 42,26 MPa and strain of 0,09%, an 8-hour NaCL has an tensile strength of 5,19
MPa and strain of 0,09%. And the lowest modulus of elasticity is found in the untreated fiber which is 0,42249
GPa. While the highest modulus of elasticity is at 5% NaOH for 2 hours by 1,04847GPa.
Keywords: Fiber, Cordyline Australis, Single Fiber

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2020-07-01
##submission.howToCite##
ARI DIMAS, I Komang; TIRTA NINDHIA, Tjokorda Gde; SURATA, I Wayan. Pengaruh Variasi Perendaman Terhadap Kekuatan Tarik Serat Tunggal Daun Praksok (Cordyline Australis). Teknik Desain Mekanika, [S.l.], v. 9, n. 3, july 2020. ISSN 2302-5182. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/mekanika/article/view/63981>. Tanggal Akses: 22 nov. 2024

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

1 2 3 > >>