TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN SEPATU SNEAKERS BEKAS

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui hubungan antara penjualan sepatu sneakers bekas dengan perlindungan konsumen, penggunaan sepatu sneakers bekas dan perlindungan konsumen akan dibahas dalam artikel ini, serta akibat hukum dari penjualan sepatu sneakers bekas. Pendekatan studi hukum komparatif dan normatif digunakan dalam tulisan ini. Peraturan perlindungan konsumen tampaknya tidak berbenturan dengan praktik jual beli sepatu sneakers, menurut temuan tulisan tersebut. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Undang-Undang Perlindungan Konsumen) kegiatan jual beli barang bekas belum diatur dengan baik. Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Pelaku usaha bertanggung jawab pada kerugian, pencemaran, atau kerugian pelanggan dan harus memberi informasi akurat, transparan serta benar terkait dengan produk yang diperdagangkan

Use of used sneakers and consumer protection will be examined in this article, as well as the legal ramifications of selling worn sneakers. A comparative and normative approach to legal study is used in this piece. Consumer protection regulations do not appear to clash with the practice of purchasing and selling sneakers, according to the findings of the writing. In Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection (Consumer Protection Act) the activity of buying and selling secondhand items has not been properly regulated. According to the Consumer Protection Act, business actors are responsible for loss, pollution or loss to customers and must provide accurate, transparent and correct information regarding the products being traded.