KONSEP SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) TERHADAP BENDA MILIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI: BAGAIMANA EFEKTIVITAS DALAM PENERAPANNYA?
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penerapan konsep sita jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Kendala yang begitu berpengaruh yaitu dalam pengembalian aset hasil korupsi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor struktur kelembagaan yang tidak sistematis, struktur organisasi penegak hukum yang lemah, jaksa selalu eksekutor masih belum optimal dalam mengeksekusi uang pengganti sebagai pengembalian aset karena keterbatasan sarana dan prasarana, kesulitan melacak aset yang telah dipindah tangankan dan disembunyikan. Selain itu, faktor substansi hukum adalah belum adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung optimalisasi penyitaan harta kekayaan yang diduga hasil korupsi, perbedaan persepsi tentang keuangan negara, perhitungan berbagai kerugian negara yang menyulitkan pelaksanaan pengembalian keuangan negara. Dan budaya hukum masyarakat masih kurang dan permisif dengan tidak melaporkan harta kekayaan para koruptor bahkan melindungi harta para koruptor. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan cara baru yang dianggap efektif untuk meningkatkan nilai aset yang telah berhasil dikembalikan ke negara. Dengan adanya penerapan konsep sita jaminan (conservatoir beslag) yang ada di bidang hukum diharapkan menjadi solusi yang diperlukan untuk mengatasi kendala asset recovery. Agar dapat diterapkan secara lebih efektif di bidang hukum, bentuk kualifikasi penerapan konsep sita jaminan (conservatoir beslag) perlu disetujui dan dianalisis lebih lanjut.
The purpose of this study was to analyze the effectiveness of the application of the concept of confiscation of guarantees (Conservatoir Beslag) against perpetrators of criminal acts of corruption. The constraint that is so influential is the return of assets resulting from corruption caused by several factors, including unsystematic institutional structure factors, weak law enforcement organizational structures, prosecutors are always executors who are still not optimal in executing replacement money as asset returns due to limited facilities and infrastructure, difficulty tracking assets that have been transferred and hidden. In addition, the legal substance factor is the absence of laws and regulations that support the optimization of the confiscation of assets suspected of being the result of corruption, differences in perceptions about state finances, the calculation of various state losses that make it difficult to implement state financial returns. And the legal culture of the community is still lacking and permissive by not reporting the assets of the corruptors and even protecting the assets of the corruptors. Therefore, new efforts and methods that are considered effective are needed to increase the value of assets that have been successfully returned to the state. With the application of the concept of confiscation of collateral (conservatoir beslag) in the legal field, it is expected to be a necessary solution to overcome asset recovery constraints. In order to be applied more effectively in the legal field, the form of qualification for the application of the concept of confiscation of guarantee (conservatoir beslag) needs to be approved and analyzed further.