PERAN DESA ADAT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK LAHAN UNTUK PARIWISATA (STUDI KASUS DI DESA ADAT SANUR KAJA)
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana peran desa adat dalam menyelesaikan konflik penggunaan lahan untuk pariwisata di Desa Adat Sanur Kaja, dari perspektif Hukum Normatif. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada hasil observasi awal di mana desa ini telah dapat menyelesaikan konflik dengan baik, sehingga dapat dijadikan acuan bagi daerah-daerah lain yang memiliki pengalaman atau kasus yang serupa. Subyek dalam penelitian ini adalah Bendesa Adat Desa Sanur Kaja. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan dianalisis secara kualitatif menggunakan tiga tahap coding yaitu open coding, axial coding, dan reflective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas jenis konflik yang terjadi adalah antar personal dan antara individu dan kelompok. Kemudian proses penyelesaian konflik yang dilakukan meliputi lima tahap yaitu pengenalan, diagnosis, kesepakatan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Kata Kunci: desa adat, konflik lahan, pariwisata.
The purpose of this study is to examine how the role of customary villages in resolving land use conflicts for tourism in the Sanur Kaja Traditional Village, from the perspective of Normative Law. The selection of research locations was based on the results of initial observations where this village has been able to resolve conflicts well, so that it can be used as a reference for other regions that have similar experiences or cases. The subjects in this study were the Bendesa Adat of Sanur Kaja Village, totaling three people. Data were collected using interview techniques and analyzed qualitatively using three stages of coding, namely open coding, axial coding, and reflective coding. The results showed that the majority of the types of conflicts that occurred were interpersonal and between individuals and groups. Then the conflict resolution process includes five stages, namely introduction, diagnosis, agreement, implementation, and evaluation.
Key words: customary villages, land conflict, tourist