Perbedaan Aktivitas Antimalaria Citrus maxima, Anredera cordifolia, Kombinasi Solanum lycopersicum-Malus domestica-Daucus carota pada Mencit Diinfeksi Plasmodium berghei)
Main Article Content
Abstract
Resistensi obat malaria menyebabkan gejala berat dan kegagalan pengobatan. Untuk mengembangkan obat baru, dilakukan skrining terhadap beberapa tanaman yang berpotensi digunakan sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk memilih serta membandingkan aktivitas antimalaria Citrus maxima, Anredera cordifolia, Solanum lycopersicum, kombinasi Solanum lycopersicum-Malus domestica-Daucus carota pada mencit, Mencit Balb c jantan dibagi menjadi enam kelompok (n=5). Tanaman kering diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan metanol 80%. Uji selama 4 hari dilakukan untuk memastikan efek antimalaria dari berbagai tanaman tersebut. Setelah diinokulasi dengan Plasmodium berghei, kelompok perlakuan diberi ekstrak sebanyak 1000 mg/kg, sedangkan DHP (Dihydroartemisinine Piperaquine) dan RPMI 5% berperan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan semua ekstrak menunjukkan tingkat parasitemia lebih rendah dibandingkan dengan kontrol negatif. Penelitian ini menunjukkan persentase penekanan parasit sebesar 58.7, 84.3, 77.4, 61.4, dan 83.9 % untuk kombinasi Anredera cordifolia, Citrus maxima, Solanum lycopersicum, Solanum lycopersicum-Malus domestica-Daucus carota dan Dihydroartemisinine Piperaquine. Penekanan parasit tertinggi (84,3%) terdapat pada kelompok yang diberi ekstrak Citrus maxima. Ekstrak buah Citrus Maxima, Anredera Cordifolia, Solanum Lycopersicum-Malus Domestica-Daucus Carota mempunyai aktivitas antimalaria yang berbeda dengan Citrus maxima memiliki
potensi terbaik sebagai antimalaria.