Analisis Temporal Suhu Permukaan Laut di Perairan Indonesia Selama 32 Tahun (Era AVHRR)

  • I Nyoman Januarta Triska Putra Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus UNUD Bukit Jimbaran, Bali 80361, Indonesia
  • I Wayan Gede Astawa Karang Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus UNUD Bukit Jimbaran, Bali 80361, Indonesia
  • I Dewa Nyoman Nurweda Putra Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus UNUD Bukit Jimbaran, Bali 80361, Indonesia
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/jmas.2019.v05.i02.p11

Abstrak

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi dinamika iklim global yaitu suhu permukaan laut (SPL). Perairan Indonesia bersifat semi tertutup dan terletak di antara Samudera Pasifik dan Hindia sehingga memiliki karakteristik SPL yang berbeda – beda di masing – masing wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tren perubahan dan karakteristik lokal SPL di perairan Indonesia dan sekitarnya dalam menanggapi variabilitas 6-bulanan dan musiman dengan metode moving-average dan korelasi. Data yang digunakan yaitu data SPL dari satelit AVHRR dengan domain 15°LU-15°LS, 90°BT-145°BT. Hasil penelitian menunjukkam adanya tren peningkatan 0.34°C di perairan Indonesia selama 32 tahun (1981-2012). Karakteristik SPL di wilayah Indonesia berhubungan erat dengan siklus Muson di mana pada periode Muson Timur SPL di wilayah utara meliputi Laut Natuna lebih hangat sebaliknya pada periode Muson Barat, di bagian selatan meliput Laut Arafura hingga Laut Sawu lebih hangat dan di sekitar ekuator mengalami SPL paling hangat pada periode peralihan. Analisis moving-average menunjukkan variabilitas 6-bulanan tampak didominasi terjadi di wilayah perairan dekat ekuator meliputi Laut Jawa dan Laut Banda sedangkan variabilitas musiman terjadi di wilayah bagian utara dan selatan perairan Indonesia meliputi Laut Samudera Pasifik barat daya, Samudera Pasifik barat laut dan Samudra Hindia tenggara. Berdasarkan analisis korelasi, indeks ENSO memiliki hubungan yang kuat (negatif) di perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut di bagian utara Papua dan Samudera Pasifik bagian barat laut sedangkan indeks IOD memiliki hubungan kuat (negatif) di Laut Sumatera bagian barat, Laut Banda dan Laut Arafura.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2019-08-05
##submission.howToCite##
PUTRA, I Nyoman Januarta Triska; KARANG, I Wayan Gede Astawa; PUTRA, I Dewa Nyoman Nurweda. Analisis Temporal Suhu Permukaan Laut di Perairan Indonesia Selama 32 Tahun (Era AVHRR). Journal of Marine and Aquatic Sciences, [S.l.], v. 5, n. 2, p. 234-246, aug. 2019. ISSN 2549-7103. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmas/article/view/51724>. Tanggal Akses: 19 may 2024 doi: https://doi.org/10.24843/jmas.2019.v05.i02.p11.
Bagian
Articles

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

1 2 > >>