Kajian Pustaka : Kasus Megacolon pada Anjing
Abstract
Salah satu hewan kesayangan yang perlu mendapat perhatian untuk dipelihara dan dikembangbiakkan adalah anjing. Anjing merupakan salah satu hewan kesayangan yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemeliharaan dan perkembangbiakannya. Sebagai hewan kesayangan, anjing mempunyai daya tarik tersendiri karena bentuk tubuh, mata, dan warna rambut yang beranekaragam. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, maka anjing dapat dikembangkan dan dibudidayakan. Banyak pula pemilik anjing yang kekurangan informasi mengenai penyakit-penyakit anjing, padahal banyak penyakit yang jika tidak segera ditangani oleh pihak medis bisa menimbulkan komplikasi penyakit salah satunya penyakit megacolon. Megacolon adalah adanya benda asing yang bercampur dengan kotoran atau yang menyumbat bagian usus besar. Hal ini terjadi akibat kurang gerak, adanya perubahan pada litter box (kotor, perubahan letak, dan ganti dengan yang baru), stres, fraktur (patah) atau dislokasi tulang panggul, abses daerah perineal, tumor, atresia rektal, spinal cord disease,congenital spinal anomaly, paraplegia (paralisis/lumpuh bagian tubuh belakang), central nervous system dysfunction, gangguan sistem saraf otonom, idiopathic megacolon, hipokalemia, dehidrasi, kelemahan otot yang ada kaitannya dengan penyakit lain, dan pemberian obat-obatan seperti antikolinergik, antihistamin, diuretik, dan barium sulphate. Dapat dilihat dari 6 kasus megacolon pada anjing menunjukkan gejala klinis yang hampir sama, yaitu nafsu makan menurun, penurunan bobot badan, dan sering muntah. Pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan dengan obat pencahar (Bisacodyl), prokinetika (Cisapride) dan katarsis (laktulosa) harus dimulai. Pengobatan pascaoperasi, terapi antibiotik, dan vitamin secara parenteral juga dilakukan.