Laporan Kasus: Penanganan Gagal Ginjal Kronis Level Dua pada Anjing Peranakan
Abstract
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan ginjal dalam mengeliminasi produk-produk tidak terpakai, mengkonsentrasikan tingkat keasaman pH urin, dan mengatur elektrolit. Produk-produk tidak terpakai tersebut bersifat toksik jika terakumulasi dalam aliran darah, dapat menyebabkan uremia dan azotemia. Anjing kasus berumur tujuh tahun, berjenis kelamin jantan kebiri dibawa ke klinik Listriani Vet Care. Tanda klinis yang terlihat yaitu diare, muntah-muntah, lemas, kesakitan, penurunan nafsu makan, serta peningkatan jumlah urinasi dan frekuensi minum air. Pada pemeriksaan klinis suhu tubuh rendah 36,4°C, dengan tekanan darah 171/90 dan detak jantung 92 kali/menit mengalami dehidrasi, gingivitis, bau mulut, dan terdapat karang gigi di area gigi. Pada pemeriksaan penunjang hematologi rutin menunjukkan hewan mengalami leukositosis dan anemia. Pada pemeriksaan biokimia darah terjadi peningkatan kadar nitrogen urea darah, kreatinin, phosporus, globulin, total protein, dan penurunan kadar albumin. Pada pemeriksaan urinalisis terdapat proteinuria dengan jumlah (+1). Terapi dilakukan dengan diet makanan menggunakan pakan basah renal care , terapi cairan ringer lactat dengan pemberian 1 tetes/6 detik diberikan selama 24 jam, antiemetik ondansetron 1 mg/kg BB, IV, q8h, selama enam hari, zat besi dan asam folat atau iron folic diberikan 1 tablet q12h selama dua minggu, antibiotik cefotaxime 50 mg/kg BB, IV, q12h, selama enam hari, suplemen kitosan ipakitine powder 1 tbsp q12h PO, penghambat enzim pengubah angiotensin enalapril 0,5 mg/kg BB, PO q24h, dan suplemen kalsium ketosteril 1 tablet per 5 kg BB q12h selama enam hari. Selama tujuh hari rawat inap hewan kasus menunjukkan kondisi yang membaik secara bertahap.