Laporan Kasus: Penanganan Skabiosis pada Kucing Domestik Hasil Rescue dengan Kombinasi Obat Eprinomectin, Fipronil, Methoprene, dan Praziquantel

  • Putu Gonna Indah Arsana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Gusti Made Krisna Erawan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Kucing adalah hewan peliharaan yang banyak ditemukan di rumah tangga, tetapi peningkatan populasi kucing dapat memperburuk penyebaran penyakit zoonosis seperti skabiosis atau kudis yang disebabkan oleh tungau Notoedres cati.  Skabiosis adalah penyakit kulit yang sangat menular, menyerang kucing dari berbagai usia, ras, dan jenis kelamin dengan anak kucing sebagai kelompok yang paling rentan.  Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung atau lingkungan yang tercemar tungau.  Gejala umum skabiosis pada kucing meliputi kerontokan rambut, luka, eritema, dan pruritus.  Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kerokan kulit yang menunjukkan adanya tungau Notoedres cati.  Pengobatan skabiosis umumnya dilakukan dengan ivermectin, tetapi obat alternatif seperti spot on yang mengandung fipronil, methoprene, eprinomectin, dan praziquantel juga dapat digunakan.  Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan pengobatan skabiosis dengan obat alternatif selain ivermectin menggunakan teknik spot on yang mengandung fipronil, methoprene, eprinomectin, dan praziquantel.  Seekor kucing domestik bernama Mocha diperiksa di Klinik Hewan Sahabat Satwa Celebes, Makassar.  Kucing kasus menunjukkan gejala sering menggaruk dan lemas, pemeriksaan klinis menunjukkan hiperkeratosis pada telinga, serta luka dan alopesia pada ekstremitas dan ekor.  Gejala pruritus terlihat jelas pada area telinga dan tubuh.  Pemeriksaan skin scraping di bawah mikroskop mengidentifikasi adanya tungau Notoedres cati sehingga kucing kasus didiagnosis mengalami skabiosis.  Pengobatan dilakukan dengan eprinomectin yang mengandung empat zat aktif, yaitu fipronil 74,7 mg, methoprene 900 mg, eprinomectin 3,60 mg, dan praziquantel 74,7 mg.  Namun, setelah tiga hari pengobatan, kucing mengalami kejang dan akhirnya mati.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Putu Gonna Indah Arsana, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

I Wayan Batan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, dan Radiologi Veteriner

I Gusti Made Krisna Erawan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner

Published
2024-09-30
How to Cite
ARSANA, Putu Gonna Indah; BATAN, I Wayan; ERAWAN, I Gusti Made Krisna. Laporan Kasus: Penanganan Skabiosis pada Kucing Domestik Hasil Rescue dengan Kombinasi Obat Eprinomectin, Fipronil, Methoprene, dan Praziquantel. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 528-535, sep. 2024. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/76823>. Date accessed: 08 jan. 2025. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2024.13.5.528.
Section
Case Report

Most read articles by the same author(s)

<< < 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 > >>