Laporan Kasus: Diagnosis dan Penanganan Hernia Umbilikalis dengan Metode Herniorafi Terbuka pada Kucing Lokal
Abstract
Hernia adalah protrusi atau penyembulan organ dari sebuah lubang pada dinding tubuh yang dapat disebabkan oleh insiden maupun bukaan anatomi normal (kongenital). Banyaknya kucing liar atau anjing yang dipelihara secara dilepasliarkan di luar rumah meningkatkan risiko kejadian hernia akibat trauma karena tertabrak kendaraan. Apabila tidak dilakukan penanganan dalam waktu yang lama, hernia umbilikalis dapat menjadi fatal karena hewan dapat mati dalam waktu yang singkat jika protrusi organ tersebut terjepit atau terpelintir. Hernia umbilikalis merupakan kejadian hernia yang paling sering terjadi akibat kongenital, meskipun dapat juga terjadi karena kecelakaan. Kucing kasus adalah kucing lokal berumur lima bulan dengan bobot badan 1,7 kg dengan warna rambut hitam dan putih. Kucing tersebut dilaporkan memiliki penyembulan massa lunak pada ventral abdomen yaitu pada bagian umbilikus. Kondisi umum kucing sehat dengan nafsu makan baik. Berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan fisik, kucing tersebut didiagnosis mengalami hernia umbilikalis dengan prognosis fausta. Pada kucing kasus dilakukan penanganan berupa pembedahan dengan metode herniorafi terbuka. Premedikasi menggunakan atropin sulfat dan anestesi umum berupa kombinasi ketamin dan xylazine. Pola jahitan yang digunakan adalah pola menerus sederhana. Perawatan pascaoperasi dilakukan dengan pemberian antibiotik cefotaxime secara intramuskuler selama tiga hari yang dilanjutkan dengan pemberian antibiotik cefixime secara peroral selama lima hari. Jahitan dibuka pada hari ke-10 pascaoperasi setelah mengalami kesembuhan total yang ditandai dengan luka sayatan bedah tidak lagi ditemukan peradangan, luka menyatu, dan mengering.