Deteksi Antibodi Brucella pada Ternak Sapi di Pulau Muna Menggunakan Metode Rose Bengal Test
Abstract
Brucellosis merupakan penyakit yang bersifat zoonosis yang disebabkan oleh empat spesies bakteri Brucella sp. yaitu: B. suis, B. melitensis, B. abortus, dan B. canis. Brucellosis dapat menyebabkan kerugian ekonomi pada peternakan sapi yang mengakibatkan terjadinya keguguran, pedet lahir mati atau lahir lemah, jarak melahirkan lebih lama, dan produksi susu menurun. Brucellosis bersifat endemik di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara. Salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan populasi dan frekuensi pengeluaran sapi yang tinggi adalah Pulau Muna. Pulau Muna terletak sangat strategis sebagai wilayah yang dapat dijadikan zona bebas Brucella sp. karena dikelilingi oleh laut yang dapat menjadi barrier alami untuk mencegah masuk dan keluarnya suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi brucellosis pada sapi di Pulau Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study yang bersifat observasional sehingga pengambilan sampel dilakukan hanya satu kali tanpa pengulangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 198 serum sapi yang diambil dari berbagai wilayah di Pulau Muna yang diuji menggunakan Rose Bengal Test (RBT). Uji RBT merupakan uji standar yang diterapkan oleh OIE sebagai uji skrining awal antibodi Brucella sp.. Uji RBT sudah digunakan secara luas karena pengerjaannya mudah dan cepat serta memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi keberadaan antibodi Brucella sp.. Hasil reaksi positif pascapengujian RBT akan diuji kembali dengan uji Complement Fixation Test (CFT) untuk meneguhkan diagnosis. Hasil dari sampel yang diuji, didapatkan tingkat prevalensi brucellosis di Pulau Muna sebanyak 0%. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat dikatakan bahwa Pulau Muna berpotensi menjadi pulau yang bebas dari penyakit brucellosis.