Kebijakan Repatriasi Myanmar Terhadap Etnis Rohingya di Bangladesh Pada Tahun 2017-2019

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan pemerintah Myanmar dalam mengeluarkan kebijakan repatriasi kepada etnis Rohingya di Bangladesh pada tahun 2017-2019, yang ditinjau dari determinan eksternal terhadap pembuatan kebijakan luar negeri melalui analisis kualitatif eksplanatif. Konflik etnis menjadi salah satu konflik terbesar Myanmar dalam dunia internasional. Perubahan sikap pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya, yang semula tidak mengakuinya sebagai bagian masyarakat Myanmar, namun kemudian mengeluarkan kebijakan repatriasi pada tahun 2017-2019, memicu perhatian dunia. Penulis mengidentifikasi bahwa determinan eksternal yang memengaruhi Myanmar adalah reaksi negara lain dan aliansi. Reaksi negara lain yang berupa desakan negara kawasan seperti Indonesia dan Malaysia sebagai negara yang berpengaruh di ASEAN dan menjadi negara mayoritas Muslim yang sangat mendukung penuh hak asasi manusia sekaligus perlindungan terhadap etnis Rohingya. Negara yang berbatasan langsung dengan Myanmar, seperti Bangladesh sebagai negara yang paling banyak menampung pengungsi dan menjadi negara yang mengalami dampak negatif dari kegiatan perpindahan pengungsi Rohingya dari Myanmar menjadi alasan pemerintah Myanmar mengeluarkan kebijakan repatriasi terhadap Rohingya. Selain reaksi dari negara lain, negara aliansi seperti Tiongkok menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi pembuatan kebijakan yang mana Tiongkok sebagai negara yang memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi, politik dan militer dari Myanmar, sekaligus menjadi negara aliansi terkuat dalam politik internasional mengharuskan Myanmar untuk mempertimbangkan kebijakan repatriasi sebagai solusi menuntaskan permasalahan Rohingya.

Kata-kunci : Bangladesh, Myanmar, Repatriasi, Rohingya