PERBEDAAN GAMBARAN OOSIT BERDASARKAN KELOMPOK USIA PADA PASIEN IN VITRO FERTILIZATION DI KLINIK BAYI TABUNG RSUP SANGLAH DENPASAR
Abstract
In vitro fertilization (IVF) atau kerap disebut sebagai program bayi tabung merupakan suatu prosedur dalam mengatasi masalah infertilitas pada pasangan suami-istri. Tingkat keberhasilan IVF terbilang beragam dan dapat dilihat dari gambaran oosit pasien. Salah satu faktor yang mempengaruhi gambaran oosit tersebut adalah usia pasien, khususnya pihak wanita. Terdapat tiga gambaran oosit secara umum, yaitu intermediate atau MII, fase immature atau MI serta fase germinal vesicle (GV) yang merupakan bentuk paling tidak matang. Pada kesempatan ini, penulis berkeinginan untuk mengetahui perbedaan gambaran oosit berdasarkan kelompok usia yang kemudian dapat digunakan sebagai pertimbangan keberhasilan dari suatu prosedur IVF. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medis pasien dengan teknik total sampling. Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien IVF dan intracytoplasmic sperm injection (ICSI) RSUP Sanglah pada periode Juli 2015 hingga Januari 2016. Sampel dibagi menjadi empat kelompok usia, yaitu <35 tahun, 35-37 tahun, 38-40 tahun, dan >40 tahun. Dari seluruh sampel yang terkumpul, didapatkan sebanyak 710 gambaran oosit yang terdiri dari intermediate dan immature. Jumlah gambaran intermediate lebih banyak dibandingkan immature yatu 63,9% dan 36,1% dari total keseluruhan jumlah oosit. Analisis perbedaan gambaran oosit berdasarkan kelompok usia ini menggunakan metode Chi-square. Hasilnya adalah p >0,05 yang berarti tidak adanya perbedaan antara gambaran oosit dengan kelompok usia.
Kata kunci : oosit, usia, IVF