PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP KEPATUHAN DALAM PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
Abstract
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Salah satu upaya mengontrol penyakit diabetes melitus dapat dilakukan dengan meningkatkan kepatuhan klien dalam penatalaksanaan diabetes melitus. Untuk meningkatkan kepatuhan tersebut diperlukannya metode home care service. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh home care service terhadap kepatuhan dalam penatalaksanaan diabetes melitus tipe 2 pada lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pre-test and post-test control design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sampel terdiri dari 30 responden yang dipilih dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner MMAS-8 untuk mengetahui kepatuhan responden dalam penatalaksanaan diabetes melitus. Hasil penelitian ini menunjukan pada kelompok perlakuan mengalami perubahan nilai rata-rata dari 2,13 menjadi 1,13 menunjukan bahwa tingkat kepatuhan pada kelompok perlakuan lebih tinggi setelah diberikan intervensi. Pada kelompok kontrol mengalami perubahan nilai rata-rata kepatuhan sebesar 2,80 menjadi 2,60 yang menunjukan terdapat perubahan kepatuhan setelah dilakukan post-test. Berdasarkan uji Mann-Whitney U-Test untuk mengetahui selisih kepatuhan pada kedua kelompok didapatkan hasil p value sebesar 0,002, sehingga terdapat perbedaan signifikan tingkat kepatuhan pada kedua kelompok dengan p value < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh home care service terhadap kepatuhan dalam penatalaksanaan penyakit diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan kepada petugas kesehatan dapat mempertimbangkan penerapan metode home care service kepada masayarakat terutama lansia untuk meningkatkan kepatuhan penatalaksanaan diabetes melitus.
Downloads
References
Barret, M., Larsen, A., Carvile, K., & Ellis, I. (2009). Challenges faced in implementationof a telehealth enabled chronic wound care system. The International Electronic Journal of Rural and Remote Health Research, Education, Practice and Policy. ARHEN: http//www.rrh.org.au. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 2 September 2015
Departemen Kesehatan RI. (2008). Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskedas) indonesia tahun 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Efendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kavanagh, J. D., Cassimatis, M. (2012). Effects Of Type 2 Diabetes Behavioural Telehealth Interventions On Glycaemic Control And Adherence: a systematic review. Journal of Telemedicine and Telecare; 18: 447-450. http://content.ebscohost.com/ContentServer. Diakses pada Tanggal 12 April 2016.
Kementerian Kesehatan. (2010). Petunjuk teknis pengukuran faktor risiko diabetes melitus. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Maydani, D. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan komplikasi DM oleh pasien DM di poliklinik khusus penyakit dalam RSUP dr. M. Djamil Padang. Padang: program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas Andalas.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2011). Konsesus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe II di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Scotia. (2008). Telenursing Practice Guideline. College of Registered Nurses of Nova Scotia. www.proquest.com. Diakses pada tanggal 27 November 2015.
Suppapitioporn, S., Chindavijak, B., &Onsanit, S. (2008). Effect of diabetes drug counseling by pharmacits, diabetic diseases bookleat and special medication containers on glycemic controlof typr 2 diabetes mellitus: a randomized controlled trial. J Med Assoc Thai.
Suryani,N.M. (2012). Pengaruh konseling obat dalam home care terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Universitas Udayana.
Tavsanli, N. G., Karadokovan, A. & Saygili, F. (2013). The Use Of Videophone Technology (Telenursing) In The Glycaemic Control Of Diabetic Patients: A Randomized Controlled Rial. Journal of Diabetes Research & Clinical Metabolism. http://www.hoajonline.com/journals/pdf/2050-0866-2-1.pdf. Diakses pada tanggal 06 september 2015.
Teixeria, L. (2011). Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology.
Thume, E.Msc, Facchini, L.A. PhD, & Campbell, P.DSc. (2011). The Unilization of Home Care by the Elderly in Brazil’s Primary Health System. American Journal of Publik Halth.
World Health Organisation. (2009). Diabetes melitus : Report of a WHO Study Group. World Health Organisation: Geneva-Switzerland.