Aplikasi Pelapisan Kitosan untuk Meningkatkan Umur Simpan Salak (Salacca zalacca)
Abstract
Abstrak
Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman hortikultura asli Indonesia yang memiliki umur simpan yang pendek. Faktor yang mempengaruhi umur simpan buah salak adalah kontaminasi mikroorganisme, laju respirasi, dan transpirasi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelapisan (coating) kitosan terhadap karakteristik mutu dalam meningkatkan umur simpan buah salak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu perbedaan konsentrasi kitosan dan waktu penyimpanan dalam suhu ruang. Data dianalisis menggunakan Anova two mix factors dengan tes (?=0,05), jika diperoleh berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan susut bobot terendah pada konsentrasi kitosan 1% sebesar 10,8628%, kekerasan tertinggi pada konsentrasi kitosan 1% sebesar 0,0971 N/mm2, nilai L tertinggi pada konsentrasi kitosan 1% sebesar 42,1744, nilai a tertinggi pada konsentrasi kitosan 0,5% sebesar 3,8944, nilai b tertinggi pada perlakuan konsentrasi kitosan 1% sebesar 9,7122 dan nilai Total Padatan Terlarut (TPT) terendah pada konsentrasi kitosan 1,5% sebesar 17,7000°brix
Abstract
Snakefruit (Salacca zalacca) is a horticultural plant native in Indonesia with a short shelf life. Factors affecting salak fruit's shelf life are microorganism contamination, respiration rate, and high transpiration. This study aims to determine the effect of chitosan coating on quality characteristics in increasing the shelf life of salak fruit. This study used a completely randomized design (CRD) with two factors: differences in chitosan concentration and storage time at room temperature. The data were analyzed using an ANOVA two mix factor with a test (? = 0,05), if it was found to be significantly different, Duncan's further test was carried out. The results showed the lowest weight loss at 1% chitosan concentration was 10,8628%, the highest hardness was at 1% chitosan concentration at 0,0971 N/mm2, the highest L value at 1% chitosan concentration was 42,1744, the highest a value was at concentration 0,5% chitosan was 3,8944, the highest b value at 1% chitosan concentration was 9,7122 and the lowest Total Dissolved Solids (TPT) was at 1,5% chitosan concentration at 17,7000°brix.
Downloads
References
Handayani, R., & Sulistyo, J. (2008). Sintesis Senyawa Flavonoid-α-Glikosida secara Reaksi Transglikosilasi Enzimatik dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 9(1), 1–4. https://doi.org/10.13057/biodiv/d090101
Hidayah, U. (2021). Aplikasi Edible Coating Kitosan dengan Variasi Konsentrasi Pektin dalam Mempertahankan Kesegaran Cabai Rawit (Capsicum frutescent L.). Universitas Jember.
Indonesia, K. P. R. (2016). Basis Data Pertanian.
Khunajakr, N., Wongwicharn, A., Moonmangmee, D., & Tantipaiboonvut, S. (2008). Screening and Identification of Lactic Acid Bacteria Producing Antimicrobial Compounds. KMITL Science Technology Journal, 8(1), 8–17.
Krochta, J. M., Baldwin, E., & Nesperos, C. M. O. (1994). Edible Coatings and Films to Improve Food Quality. In Edible Coatings and Films to Improve Food Quality, Second Edition. Basel: Technology Publishsing Co. Inc. Lancaster.
Manurung, V. H., Djarkasi, G. S. S., Langi, T. M., & Lalujan, L. . (2013). Analisis Sifat Fisik dan Kimia Buah Salak Pangu (Salacca zalacca) Dengan Pelilinan Selama Penyimpanan. Cocos, 3(5), 1–9.
Marlina, L., Purwanto, Y., & Ahmad, U. (2014). Aplikasi Pelapisan Kitosan dan Lilin Lebah untuk Meningkatkan Umur Simpan Salak Pondoh. Jurnal Keteknikan Pertanian, 2(1), 65–72.
Marlina, Leni. (2015). Aplikasi Pelapisan Kitosan untuk Mempertahankan Mutu Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw) Selama Penyimpanan.
Muchtadi. (1992). Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-buahan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mudyantini, W., Santosa, S., Dewi, K., & Bintoro, N. (2017). Pengaruh Pelapisan Kitosan dan Suhu Penyimpanan terhadap Karakter Fisik Buah Sawo (Manilkara achras (Mill.) Fosberg) Selama Pematangan. Agritech, 37(3), 343–351. https://doi.org/10.22146/agritech.17177
Nur’aini, H., & Apriyani, S. (2015). Penggunaan Kitosan Untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Duku (Lansium Domesticum Corr). AGRITEPA, 1(2), 195–210.
Putra, B. S. (2011). Kajian Pelapisan dan Suhu Penyimpanan untuk Mencegah Busuk Buah pada Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw).
Rahmawati, M. (2010). Pelapisan Chitosan Pada Buah Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.). Jurnal Teknologi Pertanian, 6(2), 45–49.
Santosa, B., & Hulopi, F. (2008). Penentuan Masak Fisiologis dan Pelapisan Lilin sebagai Upaya Menghambat Kerusakan Buah Salak Kultivar Gading Selama Penyimpanan Suhu Ruang. Buana Sains, 8(1), 27–36.
Sari, D. K., Sintia, R. A., & Hendarsyah, A. R. (2021). Analisis Usahatani Salak di Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (JEPA), 5(2), 473–483. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.02.16
Shabir, E. S., Rahmadani, A., Meylina, L., & Kuncoro, H. (2018). Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Salak (Salacca zalacca) dan Pengaruh Ekstrak terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans dan Jamur Candida albicans. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 8(November), 314–320. https://doi.org/10.25026/mpc.v8i1.346
Soesanto, L. (2006). Penyakit Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius. Yogyakarta: Kanisius.
Susilowati, P. E., Fitri, A., & Natsir, M. (2017). Penggunaan Pektin Kulit Buah Kakao Sebagai Edible Coating Pada Kualitas Buah Tomat Dan Masa Simpan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(2), 1–4. https://doi.org/10.17728/jatp.193