Analisis Kebutuhan Traktor Berdasarkan Ketersediaan Air pada Subak di Kabupaten Tabanan
Abstract
Mengolah tanah dalam kegiatan pertanian memerlukan pengaturan kebutuhan traktor secara optimal. Jumlah traktor yang seharusnya dibutuhkan dengan luas lahan yang ada berdasarkan pada ketersediaan air di suatu subak dengan tujuan untuk memperoleh produktivitas hasil olah tanah yang optimal maka diperlukan traktor dengan ketersediaan air irigasi yang mengairi lahan untuk memperlancar pengolahan dan mengefisienkan tanah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui banyaknya traktor yang diperlukan berdasarkan ketersediaan air dengan membandingkan traktor yang tersedia pada subak. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif melalui metode survey dengan mencari data primer yaitu pengukuran debit tersedia dibangunan bagi dan pengukuran dilahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa traktor yang dibutuhkan berdasarkan ketersediaan air di subak Kabupaten Tabanan yang ada di hulu, tengah dan hilir. Untuk sembilan subak yang ada di daerah hulu, traktor rotari yang diperlukan dengan rata-rata 6 traktor dapat mengolah lahan mencapai 87,3 ha atau 1 unit traktor dapat mengerjakan lahan dengan luas 14,6 ha dengan rata-rata konsumsi air untuk 1 unit traktor yaitu 27,16 lt/dt. Untuk sembilan subak yang ada di daerah tengah traktor yang diperlukan dengan rata-rata 5 traktor dapat mengolah lahan dengan luas 69 ha atau 1 unit traktor dapat mengerjakan lahan dengan luas 13,8 ha dengan rata-rata konsumsi air untuk 1 unit traktor yaitu 26,84 lt/dt. Sedangkan sembilan subak yang ada di daerah hilir traktor yang diperlukan dengan rata-rata 10 traktor dapat mengolah lahan dengan luas 114,5 ha atau 1 unit traktor dapat mengerjakan lahan dengan luas 11.8 ha dengan rata-rata konsumsi air untuk 1 unit traktor yaitu 12,1 lt/dt.
Cultivating land in agricultural activities requires optimal regulation of tractor requirements. The number of tractors that should be needed with the available land area is based on the availability of water in a subak with the aim of obtaining optimal tillage productivity, so a tractor with the availability of irrigation water is needed to irrigate the land to facilitate processing and streamline the land. The purpose of this study is to determine the number of tractors needed based on water availability by comparing the tractors available on subak. This study uses a quantitative analysis approach through a survey method by finding primary data, namely the measurement of discharge available for building and land measurements. The results showed that the tractors needed were based on the availability of water in the subaks of Tabanan Regency in the upstream, middle and downstream areas. For the nine subaks in the upstream area, the required rotary tractor with an average of 6 tractors can cultivate land reaching 87,3 ha or 1 tractor unit can work on an area of ??14,6 ha with an average water consumption for 1 unit of tractor which is 27,16 lt/sec. For the nine subaks in the central area of ??the tractor needed, with an average of 5 tractors, an area of ??69 ha or 1 unit of tractor can work on an area of ??13,8 ha with an average water consumption for 1 tractor unit, 26, 84 lt/sec. While the nine subaks in the downstream area of ??the tractor needed with an average of 10 tractors can cultivate land with an area of ??114,5 ha or 1 unit of tractor can work on land with an area of ??11.8 ha with an average water consumption for 1 tractor unit that is 12,1 lt/sec.
Downloads
References
Bachrein, S., Ruswandi, A., dan Subarna, T. (2009). Penggunaan Traktor Roda Dua pada Lahan Padi Sawah di Jawa Barat. Agrikultura, 20(3).
Fuadi, N. A., Purwanto, M. Y. J., dan Tarigan, S. D. (2016). Kajian kebutuhan air dan produktivitas air padi sawah dengan sistem pemberian air secara sri dan konvensional menggunakan irigasi pipa. Jurnal Irigasi, 11(1), 23-32.
Hardjosentono, Mulyono, 2010. Mesin- Mesin Pertanian. Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian. Jakarta
Irawan, B., dan Friyatno, S. 2002. Dampak konversi lahan sawah di Jawa terhadap produksi beras dan kebijakan pengendaliannya. SOCA (SOCIO-ECONOMIC OF AGRICULTURRE AND AGRIBUSINESS). Bogor.
Lubis, N. M. A. I., dan Nasution, Z. (2017). Klasifikasi tanah lahan sawah terasering di desa huta hotang kecamatan onan runggu berdasarkan toposekuen. Jurnal Online Agroekoteknologi, 5(4), 764-772.
Soedjatmiko. 1999. Masalah Penggunaan Traktor Dalam Budidaya Pertanian di Indonesia. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Suheiti, K. (2016). Peran Traktor Roda Dua Dalam Gerakan Percepatan Tanam Padi Di Jawa Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Timur.
Yunus, Lukman. 2017. Optimalisasi Kebutuhan Traktor Untuk Pengolahan Tanah Sawah Di Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.
Zakaria, Z. 2009. Analisis Kestabilan Lereng Tanah. Laboratorium Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran. Bandung.