Analisis Rasio Prestasi Manajemen Irigasi pada Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Subak Kabupaten Tabanan

  • I Kadek Arya Santika Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali
  • I Wayan Tika Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali
  • I Putu Gede Budisanjaya Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali

Abstract

Sistem subak adalah merupakan salah satu bentuk sistem irigasi yang mampu mengakomodasikan dinamika sistem sosio-teknis masyarakat setempat. Air irigasi dikelola dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni dan kebersamaan, melalui suatu organisasi yang fleksibel yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Sistem irigasi erat kaitannya tentang pemberian air irigasi pada tanaman budidaya tanaman padi. Salah satu aspek yang akan dinilai dalam sistem irigasi adalah Rasio Prestasi Manajemen (RPM) irigasi Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi RPM di suatu subak dengan pemberian skor pada masing-masing klasifikasi RPM. Perolehan data sekunder dilakukan dengan metode survey, pengamatan secara langsung dan pengukuran sedangkan data primer diperoleh dari BMKG Wilayah III Denpasar. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode Rasio Prestasi Manajemen (RPM) Irigasi. RPM irigasi setiap subak dinilai dengan menggunakan empat rentang nilai yaitu Baik bila 0.75 < RPM <1.25, Cukup bila 0.60 < RPM < 0.75 atau 1.25 < RPM < 1.40, Kurang 0.40 < RPM< 0.60 atau 1.40 <RPM<1.60 dan Sangat kurang bila RPM < 0.40 atau RPM >1.60  Hasil metode analisis rasio prestasi manajemen irigasi pada budidaya tanaman padi diperoleh RPM daerah hulu dari periode I sampai VII rasio prestasi manajemen irigasinya dengan nilai rata-rata 10.05 (Sangat Kurang) dan untuk daerah tengah RPM irigasi dari periode I sampai V nilai rata-ratanya 1.78 (Sangat Kurang), periode VI dengan nilai 1.56 (Kurang), periode VII dengan nilai 1.03 (Baik) sedangkan untuk subak daerah hilir diperoleh RPM irigasinya dari periode I sampai III dengan nilai rata-rata 2.25 (Sangat Kurang) dan untuk periode IV sampai VII dengan nilai rata-rata 0.92 (Baik). Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dinyatakan bahwa subak daerah hilir memiliki RPM irigasi untuk budidaya tanaman padi lebih baik dibandingkan dengan daerah hulu dan tengah.


 


Subak system is one form of irrigation system that is able to accommodate the dynamics of the socio-technical system of the local community. Irrigation water is managed with the principles of justice, openness, harmony and togetherness, through a flexible organization that is in accordance with the interests of the community. Irrigation systems are closely related to the provision of irrigation water to rice cultivation plants. One aspect that will be assessed in an irrigation system is the Irrigation Management Performance Ratio (MPR). The purpose of this study is to determine the MPR classification in a subak by scoring in each MPR classification. Secondary data acquisition is done by survey method, direct observation and measurement, while primary data is obtained from BMKG Region III Denpasar. The data that has been collected will then be rated and analyzed. Irrigation MPR for each subak is assessed using four ranges of values: Good if 0.75 <MPR<1.25, Sufficient if 0.60 <MPR <0.75 or 1.25 <MPR<1.40, Less 0.40 <MPR <0.60 or 1.40 <MPR <1.60 and Very less if MPR<0.40 or MPR> 1.60. The results of the analysis method of irrigation management achievement ratio in the cultivation of rice obtained by the upstream area MPR from periods I to VII irrigation management achievement ratio with an average value of 10.05 (Very Less) and for the middle area of irrigation MPR from period I to V the average value is 1.78 (Very Less), period VI with a value of 1.56 (Less), period VII with a value of 1.03 (Good) while for the downstream subak the MPR was obtained from the I to III periods with an average value of 2.25 (Very Less) and for periods IV to VII with an average value of 0.92 (Good). Based on the results of the analysis, it can be stated that the downstream subak has an irrigation MPR for rice cultivation better than the upstream and middle regions.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim. (2011). Standar Perencanaan Irigasi. Kriteria Perencanaan (KP-01, KP- 07). Direktorat Jenderal Pengairan.

Asri, A., Kusuma, Z., & Suprayogo, D. (2014). Kajian Faktor Penentu Sosio-Kultural dan Kinerja Sistem Irigasi (Studi Kasus Audit Irigasi Daerah Irigasi (DI) Molek Kepanjen Kab. Malang). HABITAT, 25(1), 40-48.

Farhan, A. (2012). Kinerja Pendistribusian Air Irigasi di Daerah Hulu, Tengah, dan Hilir. Banda Aceh: Universitas Syah Kuala.

Heryani, N., Balitklimat, B. B. S. D. L. P., Balitbangtan, K., Kartiwa, B., Balitklimat, B., Hamdani, A & Balitklimat, B. (2017). Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Irigasi pada Lahan Sawah: Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kalsim, D. (2006). Kebutuhan Air Irigasi [diktat matakuliah irigasi dan draninase. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kurnia G. (2000). Efisiensi Air Irigasi Untuk Memperluas Areal Tanam. Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran.

Kusumowarno, S. (2014). Percepatan peningkatan produksi dan produktivitas padi di lahan rawa berkelanjutan dan lestari. In Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”. Bogor.

Nugroho, P. S., & Pamuji, P. (2007). Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Banjaran Untuk Meningkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Pengelolaan Air Irigasi.

Saragih, B. (2001). Keynote Address Ministers of Agriculture Government of Indonesia. 2nd National Workshop On Strengthening The Development And Use Of Hibrid Rice In Indonesia, 1.10.

Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku. 2003. Hidrologi untuk Pengairan.. Pradna Paramita, Jakarta.

Subagyono, K., Dariah, A., Surmaini, E., & Kurnia, U. (2010). Pengelolaan air pada tanah Sawah. Diakses dari: http://balittanah. litbang. deptan. go. id/dokumentasi/buku/tanahsawah/tanahs awah7.

Sugeng, P. (2015). Efisiensi irigasi, [diktat matakuliah irigasi dan draninase. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sukertayasa, I. P., & Wijaya, I. M. A. S. Analisis Efisiensi Penggunaan Air Irigasi pada Subak Agung Yeh Sungi. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), 5(1), 45-50.

Takeda, K., & Sosrodarsono, S. (2003). Hidrologi untuk Pengairan. Editor Sosrodarsono, S. PT Pradnya Paramita: Jakarta.

Vegara, B. S., & Dkk. (2002). Bertanam Padi Sawah. Swadaya, Jakarta.

Viessman. (2001). Introduction to Hydrology (2nd ed.). New York: Harper and Row Publishers.

Windia, W. (2006). Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Tri Hita Karana. Denpasar: Pustaka Bali Post.

Windia, Sudarta, W. W., & Astiti, W. S. (2015). Sistem Subak di Bali (Kajian Sosiologis). Denpasar: Universitas Udayana Press.
Published
2019-11-13
How to Cite
SANTIKA, I Kadek Arya; TIKA, I Wayan; BUDISANJAYA, I Putu Gede. Analisis Rasio Prestasi Manajemen Irigasi pada Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Subak Kabupaten Tabanan. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 8, n. 2, p. 204-210, nov. 2019. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/53749>. Date accessed: 25 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p03.
Section
Articles