The Pengaruh Suhu Awal Air dan Konsentrasi Giberelin (GA?) terhadap Pematahan Dormansi Benih Pepaya California (Carica papaya L.)

  • Krida Laksana Sababalat Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jln. PB. Sudirman Denpasar Bali 80232, Indonesia
  • Gede Wijana Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jln. PB. Sudirman Denpasar Bali 80232, Indonesia
  • Ida Ayu Putri Darmawati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jln. PB. Sudirman Denpasar Bali 80232, Indonesia

Abstract

The Effect of Water Initial Temperature and Gibberellin Concentration (GA?) on Papaya Seed (Carica papaya L.) Dormancy Breaking. The increase in papaya fruit production begins with the provision of high-quality seeds, available immediately in sufficient quantities and affordable. Papaya seeds can germinate after undergoing a natural seed dormancy period. Therefore, methods to break seed dormancy are needed leastwise to shorten this dormancy period. This research aims to determine the effect of water initial temperature treatment and gibberellin concentration on breaking papaya seed dormancy. The research was conducted in January - February 2024 at the Plant Breeding and Seed Technology Laboratory, Agroecotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, Udayana University. This research used a factorial completely randomized design (CRD) with 2 factors. The first factor is the water’s initial temperature which consists of 4 levels, namely 25°C, 50°C, 60°C, and 70°C. The second factor is the gibberellin concentration consisting of 3 levels, namely 0 ppm, 100 ppm, and 200 ppm. The results showed no interaction between the initial water temperature treatment and the gibberellin concentration on breaking papaya seed dormancy. The initial water temperature did not show a significant effect, whereas the concentration of gibberellin showed a highly significant effect on breaking the dormancy of papaya seeds. A gibberellin concentration of 100 ppm showed the best value for the variable of growth rate (19.35%/etmal), while gibberellin 200 ppm showed the best value for the variables of germination power (81.67%), maximum growth potential (89.33%), growth uniformity (55.50%), and dormancy intensity (10.67%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alius Dian, U.K Rusmarini, dan H.G Mawandha. 2017. Keterkaitan Antara IAA Giberelin, Zpt Alami Buatan dan Berbagai Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman Pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Agromast. 2(2) : 1 – 17.
Astari, R.P., Rosmayati, E.S., Bayu. 2014. Pengaruh Pematahan Dormansi Secara Fisik dan Kimia Terhadap Kemampuan Berkecambah Mucuna (Mucuna barcteata D.C). Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(2): 803-812.
Badan Pusat Statistik. 2023. Rata-rata Konsumsi Perkapita Seminggu Menurut Kelompok Buah-Buahan Per Kabupaten/kota (Satuan Komoditas). Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Jakarta.
Feurtado, J.A., and Kermode, A.R. 2007. A Merging of Paths: Abscisic Acid and Hormonal Cross-Talk in The Control of Seed Dormancy Maintenance and Alleviation. Blackwell. Oxford.
Fitriyani, S. A., Rahayu, E. S., and Habibah, N. A. 2013. Pengaruh Skarifikasi dan Suhu terhadap Pemecahan Dormansi Biji Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.). Unnes Journal of Life Science. 2(2): 85–91.
Haq, M. M. N, dan I. Umarie. 2015. Respon beberapa varietas bawang merah dan lama perendaman GA₃ tehadap pertumbuhan dan hasil. Agritop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 1 (1) : 41 – 50.
Kartika, S., S. Anwar., dan F, Kusmiyati. 2019. Viabilitas Benih dan Pertumbuhan Bibit Salak (Salacca Edulis Reinw) Akibat Konsentrasi dan Lama Perendaman Giberelin (GA₃) Yang Berbeda. Jurnal Pertanian Tropik. 6 (3) : 448-457.
Kartika., Surahman M., Susanti M. 2015. Pematahan Dormansi Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc) Menggunakan KNO3 dan Skarifikasi. Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan. 8 (2).
Lesilolo, M. K., J. Riry, dan E. A. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal Agrologia. 2 (1): 1-9.
Mukti, A. (2013). Pengaruh konsentrasi giberelin dan lama perendaman terhadap viabilitas dan vigor benih jagung (Zea mays L.) kadaluarsa. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar. Meulaboh.
Rusmin, D., F.C. Suwarno, I. Darwati, dan S. Ilyas. 2014. Pengaruh Suhu Dan Media Perkecambahan Terhadap viabilitas dan vigor benih Purwoceng Untuk Menentukan Metode Pengujian benih. Bul, Littro. 25 (1).
Sari, H. P., C. Hanum, dan Charlog. 2014. Daya Kecambah dan Pertumbuhan Mucuna bracteata Melalui Pematahan Dormansi dan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Giberelin (GA₃). Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (2) : 630- 644.
Sudjadi, B. 2006. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suhendra, D., Nisa, T. C, dan Hanafiah, D. S. 2016. Efek konsentrasi hormon giberelin (GA₃) dan lama perendaman pada berbagai pembelahan terhadap perkecambahan benih manggis (Garcinia mangostana L). Pertanian Tropik. 3 (3) : 238 – 248.
Sriwahyuni dan Sumanto. 1993. Pengembangan Perlakuan Benih terhadap Perkecambahan. Pusat Penelitian Dan Perkembangan Tanaman Industri. Departemen Pertanian. Jakarta.
Un V, Farida S, Tito. 2018. Pengaruh Jenis Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Perkecambahan Benih Cendana (Santalum album Linn.). Indonesia Green Technology Journal. 7(1): 27-34.
Published
2024-09-30
How to Cite
SABABALAT, Krida Laksana; WIJANA, Gede; DARMAWATI, Ida Ayu Putri. The Pengaruh Suhu Awal Air dan Konsentrasi Giberelin (GA?) terhadap Pematahan Dormansi Benih Pepaya California (Carica papaya L.). Agrotrop : Journal on Agriculture Science, [S.l.], v. 14, n. 3, p. 339-345, sep. 2024. ISSN 2654-4008. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/agrotrop/article/view/116918>. Date accessed: 08 jan. 2025.
Section
Articles