Pengaruh Suhu dan Lama Pengadukan dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas sebagai Bahan Baku Sabun Padat

  • Dewa Ayu Anom Yuarini Universitas Udayana
  • Luh Putu Wrasiati Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kuta Selatan, Bali, Indonesia
  • Gede Arie Mahendra Putra Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kuta Selatan, Bali, Indonesia
  • I Made Bagus Wisesa Yogiswara Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kuta Selatan, Bali, Indonesia

Abstract

Wasted Cooking Oil (WCO) is oil and fat that has been used for cooking or frying in the food processing industry, restaurants, fast food and at the consumer or household level. WCO, if not managed properly, has the potential to pollute the environment, marked by increased levels of Chemical Oxygen Demand (COD) and Biological Oxygen Demand (BOD) in the waters, as well as causing a foul odor due to biological degradation.  One of the ingredients that can be used to improve the quality of used cooking oil can use activated charcoal, because it has a high absorption power so that it can absorb gases or odors and colors contained in WCO. The purpose of this study was to determine the characteristics of WCO purified using activated charcoal and to determine the characteristics of solid soap processed from WCO from activated charcoal purification. This research was preceded by purifying WCO using activated charcoal and testing its characteristics. The purified WCO is then used as a raw material in the manufacture of solid soap. The results showed that the adsorption temperature and stirring time had a very significant effect on free fatty acid levels, water content and color intensity, the interaction between treatments, stirring time and temperature greatly influenced free fatty acids, brightness and redness levels.  Increasing the adsorption temperature to 100°C and stirring time up to 80 minutes can increase the brightness level and reduce the water content and free fatty acid content in used cooking oil. The best treatment of the used cooking oil refining process using activated charcoal is a temperature treatment of 100°C and a stirring time of 80 minutes, with the characteristics of free fatty acid content of 0.36%, water content 0.19%, brightness level 60.83, redness level -11 .61 and the yellowness level is 40.43. The results showed that the adsorption temperature and stirring time had a very significant effect on pH, texture, foam content and sensory testing, the interaction between treatments, stirring time and temperature, greatly influenced pH and sensory tests of used cooking oil solid soap.


Abstrak


Minyak Goreng Bekas (MGB) adalah minyak dan lemak yang telah digunakan untuk memasak atau menggoreng di industri pengolahan makanan, restoran, makanan cepat saji dan di tingkat konsumen atau rumah tangga. MGB apabila tidak dikelola dengan baik berpotensi mencemari lingkungan ditandai dengan naiknya kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) dalam perairan, serta juga menimbulkan bau busuk akibat degradasi biologi. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk memperbaiki mutu minyak goreng bekas dapat menggunakan arang aktif, karena memiliki daya absorpsi yang tinggi sehingga dapat menyerap gas atau bau dan warna yang terdapat pada MGB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik MGB yang dimurnikan dengan menggunakan arang aktif dan untuk menentukan karakteristik sabun padat yang diolah dari MGB hasil pemurnian arang aktif. Penelitian ini didahului dengan memurnikan MGB menggunakan arang aktif dan diuji karakteristiknya. MGB yang sudah dimurnikan kemudian digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun padat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu adsorpsi dan lama pengadukan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar asam lemak bebas, kadar air dan intensitas warna, interaksi antar perlakuan waktu pengadukan dan suhu sangat berpengaruh terhadap asam lemak bebas, tingkat kecerahan dan tingkat kemerahan. Peningkatan suhu adsorpsi sampai 100°C dan waktu pengadukan sampai 80 menit dapat meningkatkan tingkat kecerahan serta menurunkan kadar air dan kandungan asam lemak bebas pada minyak goreng bekas. Perlakuan terbaik dari proses pemurnian minyak goreng bekas menggunakan arang aktif adalah perlakuan suhu 100°C dan waktu pengadukan 80 menit, dengan karakteristik kandungan asam lemak bebas 0,36 % kadar air 0,19 %, tingkat kecerahan 60,83, tingkat kemerahan -11,61 dan tingkat kekuningan 40,43. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu adsorpsi dan lama pengadukan berpengaruh sangat nyata terhadap pH, tekstur, kadar busa dan uji sensoris, interaksi antar perlakuan waktu pengadukan dan suhu sangat berpengaruh terhadap pH dan uji sensoris sabun padat minyak goreng bekas.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustin, E. F., & Hendrawati, N. (2022). Pengaruh variasi natrium hidroksida (NaOH) terhadap pembuatan sabun mandi padat sari mentimun. Distilat: Jurnal Teknologi Separasi, 8(4), 850-858. https://doi.org/10.33795/distilat.v8i4.471

Agustini, N. W. S., & Winarni, A. H. (2017). Karakteristik dan aktivitas antioksidan sabun padat transparan yang diperkaya dengan ekstrak kasar karotenoid Chlorella pyrenoidosa. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 12(1), 1-12. https://doi.org/10.15578/jpbkp.v12i1.379

Arlofa, N., Budi, B. S., Abdillah, M., & Firmansyah, W. (2021). Pembuatan sabun mandi padat dari minyak jelantah. Jurnal Chemtech, 7(1), 17-21.

Atikah. (2017). Penurunan bilangan peroksida pada minyak goreng bekas menggunakan adsorben Ca bentonit. Jurnal Kimia, 2(1), 35-45.

Aznury, M., & Serlina, A. (2021). Optimasi formula pembuatan sabun padat antiseptik alami dengan penambahan ekstrak daun sirih hijau (piper betle l). Kinetika, 12(1), 51-59.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. (2019). Jumlah Wisatawan ke Bali Menurut Bulan. Diakses pada 4 Oktober 2023.
Cechinel, M. A. P., Souza, S. G., & Ulson, A. A. (2013). Study of Lead (II) Adsorption onto Activated Carbon Originating from Cow Bone. Journal of Molecular Liquid, 2(3), 33-40.

Djaeni, M. (2002). Pengolahan limbah minyak goreng bekas menjadi gliserol dan minyak diesel melalui proses transesteifikasi. Prosiding. Seminar nasional teknik kimia, Yogyakarta.

Hajar, E. W. I., Purba, A. F. W., Handayani, P., & Mardiah. (2016). Proses pemurnian minyak jelantah menggunakan ampas tebu untuk pembuatan sabun padat. Jurnal Integrasi Proses, 6(1), 22-27.

Hariono, T., Munawaroh, M., Yaqin, N., Hidayah, N., Aisa, A., & Sulaikho, S. (2022). Mengurangi Limbah Minyak Tanah melalui Pembuatan Sabun Cuci dari Jelantah. Jumat Ekonomi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 93-97. https://doi.org/10.32764/abdimas_ekon.v3i2.2472

Indiarto, R., Nurhadi, B., & Subroto. (2012). Kajian karakteristik tekstur (texture profil analysis) dan organoleptik daging ayam asap berbasis teknologi asap cair tempurung kelapa. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, 5(2), 106-116.
Klein, K. (2004). Evaluating Foam. Cosmetics and Toiletries Magazine, 119, 32-35.

Mangallo B., Susilowati, S. I. Wati. (2014). Efektivitas Arang Aktif Kulit Salak Pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Jurnal Chemistry Progress, 7(2), 58-65.

Nadirawati dan Muthmainnah, N. N. (2010). “Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Kolesterol Dan Penggunaan Minyak Jelantah (Waste Cooking Oil) Di Desa Neglasari Kecamatan Bojong Picung Cianjur”. Cimahi: Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol. 05, No. 02. http://dx.doi.org/10.20884/1.jks.2010.5.2.271

Oko, S., Mustafa, K. Andi, & Nur, A. M. (2020). Pemurnian minyak jelantah dengan metode adsorpsi menggunakan arang aktif dari serbuk gergaji kayu ulin (Eusideroxylon zwageri). Jurnal Riset Teknologi Industri, 4(2), 24-32. https://doi.org/10.26578/jrti.v14i2.6067

Rahayu, L. H., Purnavita, S., & Sriyana, H. Y. (2014). Potensi sabut dan tempurung kelapa sebagai adsorben untuk meregenerasi minyak jelantah. Majalah Ilmiah Momentum, 10(1).

Rahayu, S., & Herman. (2014). Potensi Sabut dan Tempurung Kelapa Sebagai Adsorben Untuk Meregenerasi Minyak Jelantah. Jurnal Momentum, Vol. 10, No. 1, April Hal. 47-53.

Sengke, C. A., Citraningtyas, G., & Wehantouw, F. (2013). Analisis Kandungan Akrilamida Dalam Ubi Goreng yang Dijual di Kota Manado Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, 2(3), 91-95.

Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Suryadinata, A., Waluyo, U., Ramadhan, A., & Cundari, L. (2020). Review: pemurnian minyak goreng bekas menggunakan berbagai jenis adsorben alami. Jurnal Teknik Kimia, 2(26), 70-79. https://doi.org/10.36706/jtk.v26i2.588

Tobing, M. G., & Sukeksi, L. (2021). Potensi Formulasi Sediaan Sabun Padat Minyak Kelapa Dengan Pengisi Bentonit Sebagai Media Pembersih Najis Mughallazah. Jurnal Teknik Kimia USU, 10(1), 31-37. https://doi.org/10.32734/jtk.v10i1.4575

Viantini, F., & Yustinah. (2015). Pengaruh temperatur pada proses pemurnian minyak goreng bekas dengan buah mengkudu. Jurnal Teknik, 4(2), 53-62. https://doi.org/10.24853/konversi.4.2.53-62

Weaver, C. (1996). The Food Chemistry Laboratory. CRC Press, Boca Raton, New York, London, Tokyo.

Widjanarko, P. I., Widiantoro, W., Soetarejo, L. F. E., & Ismadsji, S. (2016). Kinetika adsorbsi zat warna congo red dan rhodamine b dengan menggunakan serabut kelapa dan ampas tebu. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 5(3), 41-48. https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.3.1
Published
2024-01-29
How to Cite
YUARINI, Dewa Ayu Anom et al. Pengaruh Suhu dan Lama Pengadukan dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas sebagai Bahan Baku Sabun Padat. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno, [S.l.], v. 9, n. 1, p. 23-32, jan. 2024. ISSN 2548-8023. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/agrotechno/article/view/112061>. Date accessed: 02 jan. 2025. doi: https://doi.org/10.24843/JITPA/2024.v09.i01.p04.
Section
Articles