SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN SAPI BALI JANTAN YANG DIBERI RANSUM DENGAN KANDUNGAN PROTEIN DAN ENERGI BERBEDA
Abstract
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sintesis protein mikroba sapi bali jantan yang diberi ransum dengan kandungan protein dan energi berbeda telah dilaksanakan di Kelompok Ternak Wibuh Mandiri di Banjar Tangkeban, Desa Batuyang Kangin, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, selama 3 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kelompok berat badan sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah A (ransum dengan protein 15,42% dan Gross Energy 4,02Mkal/kg Dry Matter), B (ransum dengan protein 14,74% dan GE 3,75Mkal/kg DM), C (ransum dengan protein 13,11% dan GE 3,79Mkal/kg DM), D (ransum dengan protein 10,33% dan GE 3,92Mkal/kg DM) dan E (ransum dengan protein 10,58% dan GE 3,53Mkal/kg DM). Variabel yang diamati adalah BOTR (Bahan Organik Terdegradasi dalam Rumen), produksi mikrobial nitrogen, sintesis protein mikroba, absorpsi purin, ekskresi purin derivat dan ekskresi allantoin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan organik terdegradasi dalam rumen sapi yang mendapat perlakuan A adalah 2,07 kg/h. Sapi yang mendapat perlakuan B, C, D dan E bahan organik tercerna di dalam rumen masing-masing 2,05; 1,92; 1,86; dan 1,87 kg/h, lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan A, namun secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05). Mikrobial nitrogen sapi bali tertinggi dihasilkan oleh sapi yang mendapat perlakuan A yaitu sebesar 66,25 g/h. Sapi bali yang mendapat perlakuan B, C, D dan E mikrobial nitrogen masing-masing 65,74; 61,54; 59,47; 59,87 g/h. Sapi bali yang mendapatkan perlakuan A sintesa protein mikrobanya yaitu sebesar 414,05 g/h. Sapi yang mendapatkan perlakuan B, C, D dan E sintesa protein mikrobanya lebih rendah 0,77%, 7,66%, 11,39% dan 10,64% dibandingkan dengan perlakuan A, namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). Absorpsi purin tertinggi selama penelitian dihasilkan oleh sapi yang mendapatkan perlakuan A, yaitu sebesar 91,12 mMol/h. Ekskresi derivat purin tertinggi dihasilkan oleh sapi yang mendapat perlakuan A, yaitu sebesar 101,33 mMol/h. Sapi bali yang mendapat perlakuan A ekskresi allantoinnya sebesar 86,13 mMol/h, sedangkan sapi bali yang mendapat perlakuan B, C, D dan E ekskresi allantoinnya 0,04%; 0,58%; 0,81% dan 0,91% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan A, namun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, pemberian ransum dengan kandungan protein dan energi berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap sintesa protein mikroba pada sapi bali jantan periode sedang tumbuh