KEBANGKITAN LADANG BERPINDAH DI NAGARI SILAYANG KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Juli Yusran
  • Yonariza Yonariza
  • Elfindri Elfindri
  • Mahdi Mahdi
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/SOCA.2020.v14.i01.p01

Abstrak

Pembangunan infrastruktur dan ProRLK (Proyek Rehabilitas Lahan Kritis) proyek kerja sama Pemerintah dengan GTZ (The German Technical Coorperation Agency) tahun 1992, menggeser ladang berpindah ke pertanian karet di Nagari Silayang. Petani yang berladang berpindah untuk kebutuhan pangan, menghentikan praktek yang membudaya ini, dan berfokus pada perkebunan karet untuk memenuhi pangan dan uang kes. Tapi beberapa tahun belakangan, praktek ladang berpindah kembali marak di Nagari Silayang. Fenomena ini membantah teori transformasi pertanian dalam banyak penelitian sebelumnya, yang menyimpulkan bahwa pergeseran pola pertanian mengarah pada pola yang semakin meninggalkan ladang berpindah. Tujuan penelitian adalah menemukan faktor-faktor yang menyebabkan rumah tangga petani di Nagari Silayang kembali berladang berpindah, dan menemukan cara atau strategi untuk menghentikan pembukaan hutan untuk lahan perladangan. Penelitian menggunakan metode gabungan kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara key informan serta survey rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebangkitan ladang berpindah di Nagari Silayang, disebabkan oleh penurunan harga karet global, menjaga keamanan pangan, dan upaya peningkatan pendapatan rumah tangga. Ini akan berdampak pada kerusakan keragaman hayati dan bahkan bencana alam, karena hutan tua dikonversi menjadi lahan pertanian. Diperlukan strategi untuk mengurangi dan/ atau menghentikan praktek ladang berpindah dengan cara meningkatkan nilai produksi karet petani, menciptakan sumber pendapatan selain budidaya tanaman yang dapat menyita curahan tenaga kerja rumah tangga petani dan edukasi lingkungan.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Azmi, Z. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani mengikuti program pengelolaan hutan bersama masyarakat serta pengaruhnya terhadap pendapatan dan curahan kerja (Studi kasus Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor). Skripsi Program Studi Ekonomi Pertanan dan Sumber Daya, Faktultas Pertanian Bogor
Bailey, K. Methods of Social Research. New York: The Free Press
Contreras-Hermosilla, A. & Fay, C. (2006). Memperkokoh pengelolaan hutan Indonesia: melalui pembaruan penguasaan tanah, permasalahan dan kerangka tindakan. Bogor: Bogor World Agroforestry Center dan Forest Trends.
Cramb, R. 1989. The use and productivity of labor in shifting cultivation: An East Malaysian case study. Agricultural Systems, 29 (2): 97-115.
Dove, M.R. 1983. Theories of swidden agriculture and the Political Economy of Ignorance. Agroforestry Systems, 1 (2): 85-89.
Damayanti, L. 2012. Pengaruh irigasi terhadap kesempatan kerja, kemiskinan dan ketahanan pangan rumahtangga tani di daerah irigasi Parigi Moutong. Disertasi Pasca UGM.
Fay, C dan G, Michon, 2005. Redressing forestry hegemony: When a forestry regulatory framework is best replaced by an agrarian and forest. Tree and liveliboods. Vol 15
Banham, Eleanor Kingwell and Fuller, Dorian Q. Shifting cultivation in South Asia: Expansion, marginalisation and specialization over the long term. Quaternary International, 249 (2012) 84-95.
Gujarati, D. 1991. Ekonometrika Dasar. Cet. II. Jakarta: Erlangga
Isdijoso, S.H., E. Sutisna and A. Bilang, 1990. Kajian aspek sosial ekonomi dalam rangka pengembangan kapas di lahan sawah bero. Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang.
Mahdi dan Yonariza. What is the Minimum Rubber Price to Stop Farmers Converting Old Growth Forest into Shifting Cultivation ?. Malays. Appl. Biol. (2017) 46 (4): 111-118
Mertz, Ole et.al 2009. Swidden Change in Southeast Asia: Understanding Causes and Consequences. Human Ecology. 37, 259-264
Mertz,Ole., Tongmanivong, Sithong., Heinimann A., Phanvilay, K. Shifting Cultivation Stability and change: contrasting pathways of land use and livelihood change in Laos. Applied Geography, Vol. 46, 2014, p. 1-10
Mukul, Sharif A, Herbohn, 2016, The Impacts of shifting cultivation on secondary forests dynamics in tropics: A synthesis of the key findings and spatio temporal distribution of research, Enviromental Science & Policy, 55 (2016) 167-77
Mulyoutami, Elok., Noordwijk, Meine Van., Sukantaladewi., Niken., Agus, Fahmuddin, 2010. Perubahan Pola Perladangan, Bogor: ICRAF.
Nugraha, Iman Sastra., Alamsyah, Aprial., Sahuri Sahuri., Komiditi Gambir sebagai Tanaman Sela diantara Karet untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Karet (Studi Kasus: Desa Toman, Sumatera Selatan), E-Jurnal Warta Perkaretan Pusat Penelitian Karet, E-ISSN; 2503-5207, P-ISSN: 0216-6062, Vol. 37, No 2 (2018) http:// ejurnal puslitkaret.co.id/index.php/wartakaret)
Padoch, C. & Pinedo-Vasquez, 2010. Saving Slash and Burn to save Biodiversity. Biotropica, 42 (5): 550-552.
R Lal, Shiftin cultivation verses Sustai-nable Intensification. Reference Module in Earth System and Enviromental Sciences, 2015
Raintree and Warner, 1986, Agroforestry pathways for the intensification of shifting
cultivation, Agroforestry system, 4: 39-54
Rianto, Slamet, Strategi Petani Karet dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup di Nagari Taruang-Tarung Kec. Rao Kabupaten Pasaman, Jurnal Spasial ISSN:2540, ISSN: 25414380, Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, Vol 1, No 1 (2014)
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya
Soekartawi, 1993. Prinsip dasar ekonomi pertanian teori dan aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.
Teegalapalli, Karthik and Datta, Aparajita, Field to a forest: Patterns of forest recovery following shifting cultivation in the Eastern Himalaya. Forest Ecology and Management. 364.173-182.10.1016/J. Foreco. 2016.01.006.
Van Vliet, N., Mertz, O., Heinimann, A., Laganke, T. & Pascual,U. 2012. Trends, drivers, and impacts of changes in shifting cultivation in tropical forest-agriculture frontiers: A global assessment. Global Environmeltal Change, 22 (2): 418-429.
Vongvisouk, T., Mertz, O., Thongmanivong, S., Heinimann, A. & Phanvilay, K. 2014. Shifting cultivation stability and change: Constrasting pathways of land use and livelihood change in Laos. Applied Geography, 46: 1-10.
Wangpakapattawong, P., Kavinchan, N., Vaidhayakarn, C., Schmidt-Vogt, D. & Elliot, S. 2010. Follow to Forest: Applying Indigenous and Scientific Knowledge of Shifting Cultivation to Tropical Forest Restoration. Forest Ecology and Management, 260 (8): 1399-1406.
Weriantoni., Srivani, Musbatik, Lukman., Fini, Febriani, Silvia dan Maivira, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Petani Karet (Studi kasus di Nagari Limo Koto Kec. VII Kabupaten Sijunjung), Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol. 21, No. 2, September 2017, ISSN 14010-1920, EISSN 25794019.
Diterbitkan
2020-01-24
##submission.howToCite##
YUSRAN, Juli et al. KEBANGKITAN LADANG BERPINDAH DI NAGARI SILAYANG KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, [S.l.], v. 14, n. 1, p. 1-13, jan. 2020. ISSN 2615-6628. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/56730>. Tanggal Akses: 04 nov. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/SOCA.2020.v14.i01.p01.