SISTEM PETERNAKAN SAPI DI PULAU SUMBAWA: PELUANG DAN HAMBATAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI DI LAHAN KERING
Main Article Content
Abstract
Pulau Sumbawa merupakan salah satu sumber sapi nasional dimana petani umumnya menerapkan system integrasi tanaman pakan – ternak sebagai sumber
pendapatan.Produktivitas sapi yang rendah di wilayah ini sudah tercatat dalam beberapa studi.Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi peluang dan tantangan untuk meningkatkan produktivitas sapi di wilayah Sumbawa yang beriklim kering dengan melihat berbagai system pemeliharaan yang sudah ada.Sebuah studi kasus telah dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2015.Data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan menggunakan metode FGD, wawancara mendalam, dan observasi lapangan.Studi ini menunjukkan bahwa ada dua system pemeliharaan sapi di Sumbawa yang memberikan produktivitas dan pendapatan berbeda bagi petani.System tersebut adalah system ‘lar” ekstensif di daerah padangan umum dan pribadi bisanya untuk tujuan pembiakan, dan system potong – dan – bawa pakan yang intensif umumnya untuk tujuan penggemukan menggunakan pakan lamtoro. Kelebihan kapasitas telah menjadi permasalahan utama pada system lar yang mengakibatkan produktivitas rendah. Akantetapi, tidak banyak yang telah dilakukan oleh petani untuk mengatasinya karena mereka beranggapan hal tersebut bukanlah sebuah masalah. Di sisi lain, ada potensi yang besar untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan sisa tanaman jagung yang tersedia melimpah setiap tahun. Sementara itu, system penggemukan yang intensif menggunakan pakan lamtoro telah memberikan pendapatan yang signifikan bagi petani (sekitar Rp. 500.000/ekor/bulan). Tulisan ini menyimpulkan bahwa secara sosial budaya, system lar memiliki peluang untuk pengembangan sapi di Sumbawa. Akan tetapi tantangan utamanya adalah mencukupi pakan yang berkualitas serta penyadaran petani untuk merubah perilaku dalam penyediaan pakan bagi ternaknya.
Downloads
Article Details
References
of Ruminant Livestock
InIndonesia. In: Ruminant
nutrition and production in the
tropics and subtropics. Editors:
Bakrie, B., Hogan, J., Liang,
JB., Tareque, AMM., Upadhyay,
RC. Australian Centre for
International Agricultural
Research. Canberra.
Bamualim A, Wirdahayati RB. 2002.
Nutrition and management
strategies to improve Bali cattle
productivity in Nusa Tenggara.
Proceedings of the ACIAR
workshop Strategies to improve
Bali cattle in Indonesia, Bali,
Indonesia, 4-7 February 2002.
p. 17–22.
Bamualim, AM. 2011. Pengembangan
Teknologi Pakan Sapi Potong Di
Daerah Semi-Arid Nusa
Tenggara.Pengembangan
Inovasi Pertanian. 4(3): 175188.
BPS NTB. 2017. NTB dalam angka.
https://ntb.bps.go.id/dynamic
table/2017/04/02/97/luaspanen-rata---rata-produksidan-produksi-jagung-menurutkabupaten-kota-2012.html.
Chamdi, AN. 2005. Karakteristik
Sumberdaya Genetik Ternak
Sapi Bali (Bos-Bibos Banteng)
Dan Alternative Pola
Konservasinya.Biodiversitas.6(1
): 70-75.
Dahlanuddin, Muzani A, SutaryonoYA,
McDonaldC. 2009. Strategi
Peningkatan Produktivitas Sapi
Bali Pada Sistem Kandang
Kompleks: Pengalaman Di
Lombok Tengah, NTB. Paper
presented at the Pengembangan
Sapi Bali Berkelanjutan dalam
Sistem Peternakan Rakyat,
Mataram.
ErawatiTR, HipiA. 2011. Potensi
Beberapa Varietas Jagung Dan
Limbahnya Sebagai Pakan
Ternak Dalam Mendukung
Pengembangan Sejuta Sapi di
Nusa Tenggara Barat. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
Bogor.
Lalman D, Richards C. Nutrient
Requirements of Beef Cattle.
Department of Animal Science.
Oklahoma Cooperative
Extension Service. Division of
Agricultural Sciences and
Natural Resources.Oklahoma
State University.
Mastika IM. 2002. Feeding strategies
to improve the production
performance and meat quality of
Bali cattle (Bos sondaicus).
Proceedings of the ACIAR
workshop Strategies to improve
Bali cattle in Indonesia, Bali,
Indonesia, 4-7 February 2002.
p. 10-13.
Nhan, NTH. 1998. Effect of Sesbania
glandiflora, Leucaena
leuocephala, Hibiscus
rosasinensis and Ceiba
pentandra on Intake, Digestion
and Rumen Environment of
Growing Goats. Livestock
research for Rural
Development. 10(3).
O’Reagain PJ, Scanlan JC. 2013.
Sustainable Management for
Rangeland in A Variable
Climate: Evidence And Insights
From Northern Australia.
Animal. 7(1):68 – 78.
Doi.10.1017/S1751731111002
62X.
Panjaitan, T. 2017. Pakan Tambahan
Meningkatkaan Pertumbuhan
Pedet Prasapi. Infotek. Vol.1: 117.
BPTP
NTB.
Panjaitan T, Fauzan M, Dahlanuddin,
HallidayMJ, SheltonHM.
2014.Growth of Bali Bulls
Fattened with Leucaena
leucocephala in Sumbawa,
eastern Indonesia.Tropical
Grasslands – Forrajes
Tropicales.2: 116-118.
Solichin H dan Sandhi AA,
1990.Perkembangan Sapi Bali
Dewasa di Kalimantan Timur.Prosiding Seminar
Nasional Sapi Bali. 20-22
September, 1990. Denpasar,
Bali. p.F-28.
Subandi, Zubachtirodin. 2004.
Prospek Pertanaman Jagung
Dalam Poduksi Biomas Hijauan
Pakan. Prosiding
Pemberdayaan Petani Miskin di
Lahan Marginal Melalui Inovasi
teknologi Tepat Guna. Badan
Litbang Pertanian, Jakarta. pp.
105 – 110.
Sumbung FP, Batasoma JT, Ronda
RB, Garantjang S. 1978.
Performans Reproduksi Sapi
Bali.Seminar Ruminansia,
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan,
Bogor.
Talib C, Entwistle K, Siregar A,
Budiarti-Turner S, Lindsay D.
2002. Survey of population and
production dynamics of Bali
cattle and existing reeding
programs in
Indonesia.Proceedings of the
ACIAR workshop Strategies to
improve Bali cattle in Indonesia,
Bali, Indonesia, 4-7 February
2002. p. 3-9.
Wirdahayati RB. 1994. Reproductive
Characteristics and Productivity
of Bali and Ongole Cattle in
Nusa Tenggara, Indonesia. PhD
Thesis.University of
Queensland, Brsibane.
Yin RK. 2003. Case Study Research:
Design and Methods.Third ed.
Vol. 5. London: SAGE
Publications.
Zayed MZ, Zaki MA, Ahmad FB, Ho W,
Pang S. 2014. Comparison of
Mimosine Content and Nutritive
Values of Neolamarckia
cadamba and Leucaena
leucocephala with Medicago
sativa as Forage Quality
Index.International Journal of
Scientific & Technology
Research. 3(8): 146-150.