ADAPTASI VARIETAS UNGGUL DAN USAHATANI JAGUNG DI SELA TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Pemerintah telah mencanangkan untuk berswasembada jagung dan daging. Provinsi Sumatera Selatan dengan kekayaan sumberdaya alamnya berpeluang untuk mewujudkan sumbangsihnya. Tersedianya lahan tanaman karet yang luas seperti pada lahan karet yang belum menghasilkan dapat ditanami jagung. Kajian ini bertujuan mengetahui adaptasi varietas dan usahatani tanaman jagung di sela tanaman karet yang belum menghasilkan. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi perkebunan karet rakyat belum menghasilkan dengan umur 2 tahun di Kelurahan Betung Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan dimulai bulan April sampai September (MK) 2018. Pengkajian dilaksanakan dalam bentuk On Farm Research (OFR) di kebun karet yang belum menghasilkan umur 2 tahun yang berjarak tanam 5 x 3,5 m. Dimana jarak barisan tanaman karet 5 m dan jarak dalam barisan karet 3,5 m. Perlakuan 5 varietas jagung yaitu Bima 10, Bima 19, Pioner 21 dan Bisi 18 dan Sukmaraga. Luas petakan tiap perlakuan 4 gawang karet (20 m x 20 m). Jarak antar plot 1 gawangan karet (5 m) dan jarak ulangan 1 m. Setiap perlakuan diulang 4 kali. Rancangan yang digunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hasil menunjukkan bahwa Varietas jagung Pioneer 21 mempunyai postur tinggi tanaman tertinggi yaitu 142,7 cm dan jumlah daun 9,9 helai sedangkan terrendah Bima 10 yaitu 137,9 cm dengan jumlah daun 9,4 helai. Produksi pipilan kering tertinggi tanaman jagung di sela tanaman karet dicapai oleh BISI-18 ( 4,1 ton/ha) tidak berbeda nyata dengan Bima-10 (3,5 ton/ha), Sukmaraga (3,4 ton/ha) dan Pioneer 21 (3,2 ton /ha), sedangkan produksi terendah 2,2 ton/ha oleh Bima-19. Maka pendapatan dari usahatani ke lima varietas tersebut bervariasi dari Rp 4.820.000-Rp 13.745.000 dengan nilai R/C 1,78-3,03. Sehingga usahatani tanaman jagung di sela tanaman karet yang belum menghasilkan umur 2 tahun layak untuk dikembangkan
Kata kunci: Adaptasi, usahatani, jagung, sela karet
Downloads
Article Details
References
Anggraeny, Y.N., U. Umiyasih, dan D. Pamungkas. 2005. Pengaruh suplementasi multi nutrien terhadap performans sapi potong yang memperoleh pakan basal jerami jagung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. p. 147-152.
Anwar, K. 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet, Medan. 24 hal.
Anwar, K. 2006. Manajemen dan teknologi budidaya karet. Prosiding Seminar
Tekno Ekonomi Agribisnis Karet 2006. Diakses dari http://elearning.upnjatim.ac.id.
Asroh, A, Nurlaili dan Fahrulrozi. 2015. Produksi tanaman jagung (Zea mays L) pada berbagai jarak tanam di tanah ultisol. Jurnal Lahan Sub Optimal 4 (1):66-70.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumsel. 2017. Sumatera Selatan dalam angka 2015. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Palembang.
Bunyamin Z dan N.N. Andayani, 2015. Analisis Usahatani Jagung Hibrida Pada Agroekosistem
Lahan Tadah Hujan. Http://Www.Academia.Edu/7037990/Analisis _Usahatani_Jagung Hibrida_ Pada_Agroekosistem. Diakses 1 Maret 2019.
De Jager A. 2008. Integrated Nutrient Management to Attain Sustainable Productivity Increases in East African Farming Systems. Science for Agriculture and Rural Development in Low-income Countries. R.P Roetter. H. van Keulen, M. Kuiper, J. Verhagen, HH. Van Laar (editors). Springer, Dordrecht, The Netherlands. Page 140-147.
Djaenudin, Marwan H., H. Subagyo, Anny Mulyani, dan N.Suharta. 2000. Kriteria Kesesuain Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 264 hal.
Emma, S, IKW.Edi dan Suparwoto. 2017. Keragaan pertumbuhan jagung varietas unggul baru di Desa Taraman Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis ke 54 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang, 9 Nopember 2017.Hlm:242-248.
Erawati, B.T.R dan A.Hipi. 2010. Adaptasi beberapa varietas jagung hibrida di lahan sawah. Prosiding Pekan Serealia Nasional.
Hadi. 2006. Pengaruh aplikasi kalsium terhadap mutu fisik dan produksi buah tomat yang ditanami sebagai tanaman sela di pertanaman karet. http://www. sumiunila@.ac.id. Diakses 1 Maret 2019.
Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 351 Hlm.
Herlina, N dan W.Fitriani. 2017. Pengaruh persentase pemangkasan daun dan bunga jantan terhadap hasil tanaman jagung. Jurnal Biodjati 2 (2):115-125.
Jamil, A, M.J.Mejaya, R.H.Praptana, N.A.Subekti, M.Aqil, A.Musaddad dan F.Putri. 2016. Deskripsi varietas unggul tanamanan pangan 2010-2016. Kementerian Pertanian.
Marwoto A, Wijanarko, Subandi. 2008. Prospek pengusahaan tanaman kedelai di perkebunan karet. p. 280-293. Dalam: Supriadi M, Sagala AD, Siagian N, Kustyanti T, Rachmawan A. (ed.). Prosiding Lokakarya Nasional Agribisnis Karet, Yogyakarta, 20-21 Agustus 2008. Bogor (ID): Pusat Penelitian Karet, Bogor.
Pansak W. 2015. Assessing Rubber Intercropping Strategies in Northern Thailand Using the Water, Nutrient, Light Capture in Agroforestry Systems Model. Kasetsart Journal. 49: 785-794.
Raintree, J. 2005. Intercropping with Rubber for Risk Management. In: the National University of Laos, National Agriculture and Forestry Research Institute and National Agriculture and Forestry Extension Service. Improving Livelihoods in the Lao PDR. Volume 2: Options and Opportunities. Vientiane, Lao PDR. pp. 41-46.
Rodrigo, V.H.L., T.U.K. Silva dan E.S. Munasinghe. 2004. Improving the spatial arrangement of planting rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) for long-term intercropping. Field Crops Research. 89(2): 327-335.
Rosyid MJ. 2007. Pengaruh Tanaman Sela terhadap Pertumbuhan Karet pada Areal Peremajaan
Partisipatif di Kabupaten Sarolangun, Jambi. Jurnal Penelitian Karet. 25(2): 25-36.
Sahuri, Rosyid MJ. 2015. Analisis usahatani dan optimalisasi pemanfaatan gawangan karet
menggunakan cabai rawit sebagai tanaman sela. Warta Perkareta. 34(2): 77-88. http://doi.org/b6dx
Sahuri. 2017. Uji adaptasi sorgum manis sebagai tanaman sela di antara tanaman karet belum menghasilkan. Jurnal Penelitian Karet. 35(1):23 – 38.
Soekartawi. 2002. Analisis usahatani. Universitas Indonesia (UI Press) Jakarta.
Suwardi. 2013. Uji genotype jagung hibrida umur genjah toleran lahan masam di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia.hlm:148-154.
Syawal, Y. 2010. Pergeseran gulma pada tanaman pepaya (Carica papaya) yang diberi pupuk organik dan anorganik. Jurnal Agroteknologi. 2(2):34-38.
Wahyudin, A, Ruminta dan S.A.Nursarifah. 2016. Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung toleran herbisia akibat pemberian berbagai dosis herbsida kalium glifosat. Jurnal Kultivasi 15 (2): 86-91.
Wijaya T. 2008. Kesesuaian tanah dan iklim untuk tanaman karet. Warta Perkaretan. 27(2):34–44.
Yunita, R. 2011. Pengaruh pemberian urine sapi, air kelapa dan rootone F terhadap pertumbuhan stek tanaman markisa (Passiflora edulis var.Flavicarpa) http://repository.unand.ac.id. Diakses 1 Maret 2019.
Zeng Xianhai, Cai Mingdao and Lin Weifu. 2012. Improving Planting Pattern for intercropping in The Whole Production Span of Rubber Tree. African Journal of Biotechnology. 11(34): 8484-8490.