PERCEPTION OF STAKEHOLDERS AND HORTICULTURE MERCHANTS ON THE PROSPECT OF THE CENTRAL MARKET EXISTENCE IN DENPASAR AND BADUNG
Main Article Content
Abstract
Indikator keberhasilan pembangunan sektor pertanian ditentukan oleh seberapa
banyak masyarakat, khususnya para petani, yang disejahterakan. Dalam upaya itu
pembangunan sektor pertanian harus diikuti dengan pembangunan subsistem terkait lainnya
seperti pemasaran, keuangan dan infrastruktur lainnya.
Pasar, baik dalam arti fisik maupun abstrak memegang peranan sentral dalam
menjamin kelancaran arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Optimalisasi peran
pasar sangat ditentukan oleh keberadaan dalam keseluruhan aspek suprastruktur, struktur dan
infrastruktur.
Fenomena inefisiensi dalam pemasaran produk hortikultura di Denpasar dan Badung
yang selama ini terjadi, menjadi persoalan krusial yang perlu mendapat perhatian. Pentingnya
hal ini terletak pada efisiensi dan meningkatnya volume perdagangan, karena secara kualitatif
dan kuantitatif terjadi peningkatan peran para pelaku pasar. Pihak-pihak yang berkepentingan,
dalam hal ini para pedagang dan pemerintah daerah, dalam sebuah hasil pengamatan
merasakan bahwa keberadaan pasar-pasar tradisional yang tidak tersentralisasi dan
terorganisasi dengan baik menjadi penyebab utama terjadinya inefisiensi dalam pemasaran
produk hortikultura;dan juga dampak lanjutannya yang berupa kemacetan lalulintas. Sebagai
sebuah alternatif pemecahan masalah ini, para pedagang dan pemerintah daerah yang
diwawancarai dalam penelitian ini, sebagian besar menginginkan hadirnya sebuah lembaga
pemasaran yang representatif, tersentralisasi, terorganisasi dengan baik, yang dalam hal ini
maknanya mengacu pada hadirnya sebuah pasar induk di Kota Denpasar atau Kabupaten
Badung.
banyak masyarakat, khususnya para petani, yang disejahterakan. Dalam upaya itu
pembangunan sektor pertanian harus diikuti dengan pembangunan subsistem terkait lainnya
seperti pemasaran, keuangan dan infrastruktur lainnya.
Pasar, baik dalam arti fisik maupun abstrak memegang peranan sentral dalam
menjamin kelancaran arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Optimalisasi peran
pasar sangat ditentukan oleh keberadaan dalam keseluruhan aspek suprastruktur, struktur dan
infrastruktur.
Fenomena inefisiensi dalam pemasaran produk hortikultura di Denpasar dan Badung
yang selama ini terjadi, menjadi persoalan krusial yang perlu mendapat perhatian. Pentingnya
hal ini terletak pada efisiensi dan meningkatnya volume perdagangan, karena secara kualitatif
dan kuantitatif terjadi peningkatan peran para pelaku pasar. Pihak-pihak yang berkepentingan,
dalam hal ini para pedagang dan pemerintah daerah, dalam sebuah hasil pengamatan
merasakan bahwa keberadaan pasar-pasar tradisional yang tidak tersentralisasi dan
terorganisasi dengan baik menjadi penyebab utama terjadinya inefisiensi dalam pemasaran
produk hortikultura;dan juga dampak lanjutannya yang berupa kemacetan lalulintas. Sebagai
sebuah alternatif pemecahan masalah ini, para pedagang dan pemerintah daerah yang
diwawancarai dalam penelitian ini, sebagian besar menginginkan hadirnya sebuah lembaga
pemasaran yang representatif, tersentralisasi, terorganisasi dengan baik, yang dalam hal ini
maknanya mengacu pada hadirnya sebuah pasar induk di Kota Denpasar atau Kabupaten
Badung.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
PUSPA YUSUF, RIA.
PERCEPTION OF STAKEHOLDERS AND HORTICULTURE MERCHANTS ON THE PROSPECT OF THE CENTRAL MARKET EXISTENCE IN DENPASAR AND BADUNG.
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, [S.l.], nov. 2012.
ISSN 2615-6628.
Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/4026>. Date accessed: 21 nov. 2024.
Keywords
Indikator keberhasilan pembangunan sektor pertanian ditentukan oleh seberapa banyak masyarakat, khususnya para petani, yang disejahterakan. Dalam upaya itu pembangunan sektor pertanian harus diikuti dengan pembangunan subsistem terkait lainnya seperti pem
Issue
Section
Articles