Silakramaning “Aguron-Guron” Dalam Teks Cerita Bhagawan Dhomya-Adiparwa
Abstract
Silakramaning aguron-guron merupakan bentuk ketaatan, keikhlasan pengabdian sisya/murid terhadap guru
yang harus dibuktikan melalui kesungguhan dan keseriusan untuk mengabdi dan mendedikasikan dirinya secara total
terhadap gurunya. Pengabdian tersebut ditunjukkan dengan loyalitas kerja tanpa mengenal lelah untuk kepentingan
gurunya. Dengan begitu sisya/murid akan diakui, dihargai dan nantinya akan diberikan tuntunan serta penghargaan
berupa ilmu pengetahuan dan mantera-mantera yang berguna bagi murid tersebut. Seorang sisya/murid wajib tunduk
kepada perintah guru (guru susrusa), dan dirinya dianggap berhasil apabila ia mampu melayani dan melakukan hal
terbaik yang diperintahkan gurunya. Demikian yang dilakukan oleh seorang sisya/murid Arunika, Utamanyu, Weda dan
Utangka di dalam cerita Dhomya-Adiparwa ini. Sebagai sisya/murid masing-masing mampu melakukan pekerjaan
sesuai yang diinginkan oleh gurunya.
Downloads
References
Wiana, I Ketut. 2004. Makna Upacara Yadnya Dalam Agama Hindu II. Surabaya: Paramita.
Ratna, Nyoman Kuta. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ricoeur, Paul. 2006. Hermeneutika Ilmu Sosial. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Titib, I Made dan Ni Ketut Supariani. 2004. Keutamaan Manusia dan Pendidikan Budi Pekerti. Surabaya: Paramita
Widyatmanta, Siman. 1958. Adiparwa, Urusan Adat-Istiadat & Ceritera Rakyat Djawatan Kebudajaan Dep. P.D. & K. Tjabang
Bagian Bahasa: Jogjakarta