Gianyar dalam Perspektif Arkeologi
Abstract
Gianyar mempunyai potensi yang besar dalam bidang kepurbakalaan, yang ditemukan tersebar di seluruh pelosok desa. Di antara kepurbakalaan itu, ada yang terdapat di kaki perbukitan, di tepi pantai, di tengah persawahan atau ladang, di tengah pemukiman, bahkan ada yang terletak di tengah hutan atau tempat yang sangat terpencil. Semuanya masih berada di tempat aslinya, ketika dahulu dibangun secara gotong-royong. Di daerah ini terdapat ratusan situs arkeologi yang merupakan tinggalan purbakala yang masih berfungsi dalam kehidupan keagamaan penduduk setempat. Tinggalan purbakala menggambarkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya. Hal tersebut mencerminkan adanya suatu kesanggupan dan kemampuan, bahkan mungkin suatu keunggulan leluhur dalam kontak-kontak sosial budaya dengan pihak luar.
Downloads
References
Ki Purba. 1980. “Peninggalan Purbakala dan Mobilitas Sosial Budaya” dalam Analisis Kebudayaan Tahun III No. 1. Dep. P & K.
Kempers, Bernet. 1977. Monumental Bali, Introduction to Balinese Archaeology Guide to Monument. Den Haag.
Koesnadi, Hardisumantri. 1983. “Peranan Arkeologi dalam Pembangunan”, Analisis Kebudayaan Tahun IV No. 3. hal. 139-142. Dep. P & K.
Nimpoeno. 1980. “Fungsi Warisan Budaya Sebagai Pembentuk Sikap Terhadap Pembangunan Bangsa” Analisis Kebudayaan Tahun I No. 1 hal. 26-31. Dep. P & K.
Sutaba, I Made. 1991. Pelestarian Peninggalan Purbakala dalam Pembangunan Berwawasan Budaya. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Warmadewa.
Sutaba, I Made. 2007. Sejarah Gianyar dari Zaman Prasejarah Sampai Masa Baru Modern: Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Stutterheim, WF. 1929. Oudheden Van Bali. Kertya Van der Tuuk.