Desa dan Banjar Sebagai Kesatuan Struktural dan Fungsional

  • I Ketut Kaler Universitas Udayana

Abstract

Organisasi sosial adat berupa Banjar dan Desa bagi masyarakat Bali sudah tidak asing lagi. Keberadaannya selalu berurusan dengan Adat dan Agama khususnya Agama Hindu. Adapun ciri yang eksklusif daripadanya adalah keterikatan dengan tempat pemujaan yaitu Kahyangan Tiga     ( Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem ). Jalinan hubungan structural-fungsional akan tampak di dalam berbagai aktivitas pada ketiga Kuil tersebut. Baik sebagai pendukung tenaga maupun dana. Oleh karena itu kedua organisasi ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Astawa, I.B. Tth. Banjar System. Makalah tanpa tahun.

Brown, Radcliffe A.R. 1952. Structure and function in Primitive Society. London, Cohen and west.

Covarrubias, Miguel. 1972. Island of Bali. Singapore, Oxford Univercity Press.

Depdikbud. Proyek IDKD. Kebudayaan Daerah Bali.1980/1981.Sistem kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali.

Depdikbud. Proyek IDKD. Kebudayaan Daerah Bali. 1986. Peranan Banjar Pada Masyarakat Bali.

Koentjaraningrat, 1964. Tokoh-Tokoh Antropologi. Djakarta, PT Penerbitan Universitas.

Kuper, Adam. 1973. Anthropology and Anthpologists. New York: Routledge.

Swellengrebel, J.L. (ed) 1960. Bali Studies and Life, Thought and Ritual. Bandung, The Hague and van Hoeve.
Published
2020-08-31
How to Cite
KALER, I Ketut. Desa dan Banjar Sebagai Kesatuan Struktural dan Fungsional. Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya, [S.l.], v. 20, n. 2, p. 93-98, aug. 2020. ISSN 2528-7516. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/pustaka/article/view/68604>. Date accessed: 22 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/PJIIB.2020.v20.i02.p04.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>