Analisa Unjuk Kerja Sistem PLTG di PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali

  • Musa Aleksander Partogi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
  • I Gusti Bagus Wijaya Kusuma Fakultas Teknik Universitas Udayana
  • Ketut Astawa Fakultas Teknik Universitas Udayana

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan salah satu mesin pembangkit yang digunakan PT. Indonesia Power UP Bali dalam kegiatan industri pembangkit di Indonesia. Dalam pengoperasiannya mulai tahun 1994 hingga sekarang mesin PLTG masih menggunakan minyak solar/HSD sebagai bahan bakar pembangkit.Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa unjuk kerja sistem PLTG khususnya analisa keekonomian dengan membandingkan penggunaan bahan bakar minyak solar dan gas pada mesin pembangkit. Spesific Fuel Consumption (SFC) adalah rasio perbandingan total konsumsi bahan bakar terhadap daya listrik yang dibangkitkan, SFC digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui seberapa efisien sebuah mesin pembangkit dan salah satu penentu biaya produksi khususnya biaya bahan bakar yang diperlukan dalam pembangkit.Berdasarkan hasil penelitian dengan harga minyak solar/HSD Rp 7300,- /liter dan gas US $ 11 /mmBTU, didapatkan biaya produksi listrik bahan bakar HSD secara aktual sebesar Rp 2541,86 /kWh, secara teoritis Rp 2336,00 /kWh dan gas secara teoritis Rp 1714,3 /kWh. Jika penjualan listrik Rp 1352,- /kWh, maka dengan menggunakan bahan bakar HSD akan berpotensi rugi sebesar Rp 1189,86 /kWh secara akutal, Rp 984,00 /kWh secara teoritis, dan Rp 362,00 /kWh dengan menggunakan bahan bakar gas.


Gas Power Plant (PLTG) is one of the power plant used by PT. Indonesia Power UP Bali in the power plant industry in Indonesia. In operation from 1994 until now the PLTG engine is still using diesel oil / HSD as fuel generator. This research is intended to analyze the performance of PLTG system, especially economic analysis by comparing the use of diesel fuel and gas in generating machine. Specific Fuel Consumption (SFC) is the ratio of total fuel consumption to electric power generated, SFC is used as one way to find out how efficient a generating machine and one determinant of production cost, especially fuel cost required in generating. Based on research results with the price of diesel oil / HSD Rp 7300, - / liter and gas US $ 11 / mm BTU, the actual cost of producing HSD fuel electricity is Rp 2541,86 / kWh, theoretically Rp 2336,00 / kWh and gas theoretically Rp 1714.3 / kWh. If the sale of electricity is Rp 1352, - / kWh, then using HSD fuel will potentially loss as much as Rp 1189.86 / kWh on a theoretical basis, Rp 984.00 / kWh theoretically, and Rp 362.00 / kWh using gas fuel .

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-02-28
How to Cite
PARTOGI, Musa Aleksander; WIJAYA KUSUMA, I Gusti Bagus; ASTAWA, Ketut. Analisa Unjuk Kerja Sistem PLTG di PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali. Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin, [S.l.], v. 4, n. 1, p. 16 - 22, feb. 2018. ISSN 2502-3829. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/mettek/article/view/40723>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/METTEK.2018.v04.i01.p03.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)