Pengaruh Temperatur Pemanasan Awal (Pre-Heat) Terhadap Tingkat Atomisasi Dan Karateristik Spray Pada Airblast Atomizer

  • Jhon Rio Halasan Simbolon
  • Ainul Ghurri
  • I Dewa Gede Putra Swastika

Abstrak

Abstrak
Kompor pembakar jenazah merupakan istilah yang digunakan untuk burner yang dipakai dalam upacara Ngaben di Bali.
Burner yang digunakan merupakan burner yang berjenis blow-torch dan menggunakan nosel yang berjenis pressure
atomizer. Nosel ini hanya memiliki satu saluran bahan bakar yang membuat percampuran antara udara dan bahan bakar
terjadi pada satu tangki saja.burner ini juga menggunakan lilitan pipa dalam jumlah tertentu untuk pemanasan awal bahan
bakar sebelum di semprotkan oleh nosel Pada penggunaanya, saat berlangsung proses atomisasi, droplet yang dihasilkan
tidak halus karena, masih banyak ligament yang dihasilkan..Penelitian ini menguji burner dengan mengganti nosel yang
berjenis pressure atomizer menjadi airblast atomizer yang memilki dua saluran, yaitu udara dan cairan, serta mengganti
proses pemanasan yang awalnya menggunakan lilitan pipa menjadi memanaskan cairan sebelum disemprotkan oleh nosel.
Cairan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. Penelitian ini terfokus pada pengaruh temperatur pemanasan awal
terhadap tingkat atomisasi dan karateristik spray yang dihasilkan. Variasi temperatur air yabng diujikan adalah 60°C 70°C
dan 80°C.Hasil pengujian menunjukkan bahwa kenaikan temperatur menyebabkan penurunan besar sudut semburan.
Kenaikan temperatur juga menyebabkan peningkatan penguapan air yang teratomisasi. Dan kenaikan temperatur akan
menghasilkan jumlah droplet yang meningkat.
Kata Kunci : Airblast Atomizer, Atomisasi, Spray, Temperatur pemanasan.



Abstract
The corpse burner is a term used for burners in the Ngaben ceremony in Bali. The burner used is a blow-torch type burner
and uses a pressure atomizer nozzle. This nozzle has inly one fuel line which makes the mixing of air and fuel occur in just
one tank. Burner also uses a certain amount of pice coil to preheat the fuel before sprayed by the nozzle. In its use, during the
atomization process, the resulting droplet is not smooth because there are still many ligaments produced.This study tested the
burner by replacing the pressure atomizer nozzle to an airblast atomizer nozzle that has two channels, air and liquid, and
replaces the preheating process that initially uses a pipe coil to heat the liquid to heat the liquid before sprayed by the nozzle.
The liquid used in this study is water. This study focused on the effect of the preheating temperature on the level of
atomization and the charatheristics of the spray produced. Water temperature variations tested are 60 °C, 70 °C and 80
°C.The test results show that a rise in temperature causes a decrease in burst angle. The increase in temperature also causes
an increase in atomized water evaporation. And the increase in temperature will result in an increased number of droplets.
Keywords : Airblast Atomizer, Atomization, Spray, Heating Temperature

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2018-10-01
##submission.howToCite##
HALASAN SIMBOLON, Jhon Rio; GHURRI, Ainul; PUTRA SWASTIKA, I Dewa Gede. Pengaruh Temperatur Pemanasan Awal (Pre-Heat) Terhadap Tingkat Atomisasi Dan Karateristik Spray Pada Airblast Atomizer. Teknik Desain Mekanika, [S.l.], v. 7, n. 4, oct. 2018. ISSN 2302-5182. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/mekanika/article/view/44046>. Tanggal Akses: 22 nov. 2024