ANALISIS YURIDIS PERBANDINGAN PERKAWINAN USIA ANAK INDONESIA DENGAN INDIA
Abstract
Tujuan dilakukan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui suatu fenomena perkawinan dibawah umur yang tertuang pada media massa tersebut dan mengetahui pengaturan dari fenomena tersebut ditinjau dari perspektif hukum positif yang ada di negara Indonesia, serta memahami dampak apa saja dan bentuk perlindungan hukumnya atas perkawinan anak yang telah terjadi tersebut. Metode yang dilakukan pada penulisan jurnal ini adalah metode penelitian normatif dengan pendekatan semiotika oleh Ferdinand de Saussure yaitu dengan melakukan analisis terhadap nilai sosial masyarakat pada konten film. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenomena perkawinan anak yang terjadi di India dan tertuang dalam bentuk media massa yaitu serial TV ini juga terjadi di negara berkembang Indonesia yang dimana dalam hal faktor dan dampak yang ditimbulkan memiliki kesamaan. Fenomena perkawinan anak ini juga sudah tersorot masing-masing pemerintah negara yang dimana peraturan-peraturan larangan perkawinan anak sudah mulai terlaksana namun sayangnya terdapat perbedaan yang signifikan dimana, di Indonesia peraturan yang mengatur larangan perkawinan anak memperoleh kemajuan yang cukup baik pada Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah menyatakan batas usia perkawinan adalah 19 (sembilan belas) tahun sedangkan di India sendiri dalam pelaksanaannya belum fleksibel atau belum terlaksana dengan baik dikarenakan tradisi yang masih sangat kental.
The purpose of writing this journal is to find out the phenomenon of underage marriage that is contained in the mass media and to find out the regulation of the phenomenon reviewed from the perspective of positive law in Indonesia, and to understand what impacts and forms of legal protection are for child marriage that has occurred. The method used in writing this journal is a normative research method with a semiotic approach by Ferdinand de Saussure, namely by analyzing the social values ??of society in film content. The results of the study show that the phenomenon of child marriage that occurs in India and is contained in the form of mass media, namely TV series, also occurs in the developing country of Indonesia, where in terms of the factors and impacts caused, they have similarities. The phenomenon of child marriage has also been highlighted by each country's government where regulations prohibiting child marriage have begun to be implemented, but unfortunately there are significant differences where, in Indonesia, regulations governing the prohibition of child marriage have made quite good progress in Law Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 concerning Marriage have stated that the age limit for marriage is 19 (nineteen) years, while in India itself, its implementation is not yet flexible or has not been implemented properly due to traditions that are still very strong.