Perbandingan Respons Penyerentakan Ovulasi Berbasis Progesteron Intravaginal pada Sapi Dara Friesian Holstein dan Persilangannya dengan Belgian Blue
Main Article Content
Abstract
Protokol ovulation synchronization (ovsynch) dirancang untuk dapat menyerentakkan ovulasi, sehingga inseminasi buatan (IB) dapat dilakukan secara repat waktu/fixed time pada sapi dara tanpa diperlukan deteksi estrus. Namun, efektivitas dari ovsynch berbasis progesteron intravginal melalui pengamatan dinamika ovarium pada bangsa sapi yang berbeda, Sapi Friesian Holstein (FH) dan persilangannya dengan Belgian Blue (BBxFH), belum pernah dibandingkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan respons perlakuan ovsynch pada sapi dara FH dan BBxFH. Total delapan ekor sapi dara (4 FH dan 4 BBxFH) digunakan dalam penelitian ini dan diberikan protokol ovsynch: GnRH I + Cuemate® (7 hari) - PGF2? – 48 jam - GnRH II - 26 sampai 28 jam IB. Total ovulasi, diameter folikel preovulatori, diameter corpus luteum/CL, waktu ovulasi dan persentase kebuntingan dibandingkan antar bangsa sapi. Pengamatan ultrasonografi/ USG dilakukan pada h0, h7 sampai terjadi ovulasi, Ovulasi + tujuh hari setelah ovulasi (CL) dan 45 hari setelah IB (pemeriksaan kebuntingan). Total ovulasi, diameter folikel preovulatori dan diameter CL tidak berbeda nyata (P>0,05) antar bangsa sapi FH dan BBxFH (75% vs 100%; 13,6 ± 3,2 mm vs 14,9 ± 1,4 mm; dan 25,4 ± 2,5 mm vs 21,3 ± 1,6 mm, berturut-turut). Sebagai tambahan, persentase kebuntingan ditemukan lebih tinggi pada sapi BBxFH dibanding sapi FH pada diagnosis kebuntingan umur 45 hari (75% vs 50%). Protokol Ovsynch berbasis preparat progesteron efektif dalam menyerentakkan kejadian ovulasi, baik pada bangsa sapi FH dan BBxFH tanpa memengaruhi diameter folikel dominan dan CL yang dihasilkan.