Peramalan Produksi Telur Itik di Provinsi Aceh dengan Pendekatan Autoregressive Integrated Moving Average
Main Article Content
Abstract
Telur dari berbagai spesies unggas menjadi salah satu sumber nutrisi yang baik bagi manusia. Secara global, permintaan daging dan telur itik di negara-negara Asia dilaporkan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia, tingginya permintaan telur itik juga terjadi, salah satunya terjadi di Provinsi Aceh yang diperkuat dengan berbagai kegiatan dan tradisi keagamaan. Namun demikian, produksi telur itik masih rendah dan berfluktuasi. Dalam tulisan ini dilakukan analisis dan peramalan dengan metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) untuk mengetahui bagaimana kecenderungan produksi telur itik di Provinsi Aceh dalam lima tahun mendatang. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan data sekunder dengan desain penelitian deskriptif time series dalam kurun waktu 20 tahun (2000-2020) yang dihimpun dari Badan Pusat Statistika (BPS) melalui metode forecasting ARIMA. Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa akan terus terjadi penurunan kuantitas produksi telur itik di Provinsi Aceh setiap tahunnya dengan rata-rata penurunan sebesar 8.03 %. Namun demikian dimungkinkan bahwa produksi telur itik di Provinsi Aceh mengalami peningkatan karena memiliki nilai batas atas hingga 9.094 ton pada tahun 2025 atau memiliki selisih sebesar 1.361 ton dibandingkan tahun 2020. Berbagai faktor tunggal dan gabungan mungkin dapat berpengaruh terhadap penurunan produksi telur itik di Provinsi Aceh di antaranya faktor genetik, manajemen pemeliharaan dan manajemen kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya yang komprehensif antara pihak terkait seperti Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Kementerian Pertanian serta stakeholder lain yang terkait untuk mengetahui faktor risiko apakah yang paling berpengaruh serta merencanakan program pencegahan dan pengendalian yang baik dan berkesinambungan.