Deteksi Kontaminasi Bovine Viral Diarrhea Virus Pada Fetal Bovine Serum Yang Tersedia Secara Komersial
Main Article Content
Abstract
Teknik diagnostik menggunakan kultur sel merupakan gold standard untuk menentukan penyebab utama suatu penyakit terutama yang disebabkan oleh virus seperti bovine viral diarrhea virus (BVDV). Prosedur kultur sel memerlukan suplementasi serum pada media pertumbuhan. Serum yang digunakan sebagai suplementasi umumnya berasal dari hewan spesies yang sama agar sel dapat tumbuh sesuai dengan habitatnya. Serum yang paling umum digunakan dalam teknik kultur sel adalah fetal bovine sera (FBS) karena kandungan faktor pertumbuhannya yang tinggi. Infeksi BVDV sering terjadi pada populasi sapi. Infeksi BVDV in utero menyebabkan materi (serum, sel dan jaringan) yang berasal dari fetus sapi terkontaminasi BVDV. Penelitian telah membuktikan bahwa dua dari sepuluh sampel FBS dengan merek dagang yang berbeda, menunjukkan hasil positif terhadap virus BDV dengan uji polymerase chain reaction. Isolasi terhadap BVDV dari FBS yang positif dilakukan pada kultur sel Madin-Darby bovine kidney (MDBK), dilanjutkan dengan pengecatan menggunakan uji immuno peroxidase monolayer assay, memberikan hasil negatif. Meskipun BVDV yang terkandung di dalam FBS sampel tidak bereplikasi, tetapi hasil ini tidak dapat diekstrapolasikan untuk setiap produk FBS yang tersedia secara komersial. Berdasarkan hasil tersebut disarankan adanya pengujian rutin terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh BVDV yang dapat berpengaruh pada hasil diagnostik di suatu laboratorium.