Profil Leukosit Puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang Mendapat Ekstrak Daun Singkong dalam Mengatasi Dampak Cekaman Panas
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi daun singkong (Manihot esculenta) dalam mengatasi cekaman panas pada puyuh terhadap parameter total leukosit, diferensiasi leukosit dan indeks stres. Penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok kontrol serta Kelompok A, B, dan C masing-masing mendapat cekaman panas, kemudian diberi ekstrak klorofil daun singkong 5,292, 10,584, dan 21,168 mg/ 168 g bobot badan per oral selama 28 hari setelah diadaptasikan satu minggu. Parameter seperti total leukosit, diferensiasi leukosit dan indeks stres dilakukan setiap minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan jumlah leukosit mengalami penurunan yang tidak berbeda nyata sejalan dengan peningkatan dosis ekstrak. Limfosit kelompok perlakuan ekstrak daun singkong (A, B, dan C) lebih tinggi (P < 0,05) dibandingkan kontrol, sedangkan heterofil kelompok perlakuan ekstrak daun singkong (A, B, dan C) lebih rendah (P < 0,05) dibandingkan kontrol. Monosit dan eosinofil kelompok perlakuan ekstrak daun singkong (A, B, dan C) cenderung lebih rendah dibandingkan kontrol. Pengamatan basofil menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P < 0,05) antara kontrol dengan kelompok perlakuan ekstrak daun singkong. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai H/L maka semakin tinggi tingkat stres hewan. Rasio H/L tertinggi terlihat pada kelompok kontrol, yang diikuti dengan kelompok perlakuan A, B, dan C. Penurunan tingkat stres puyuh teramati sejalan dengan peningkatan dosis ekstrak daun singkong yang diberikan. Simpulan pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun singkong mampu menurunkan total leukosit serta rasio H/L. Selain itu, pemberian ekstrak daun singkong cenderung menurunkan monosit, heterofil, dan eosinofil serta meningkatkan limfosit.