Deteksi Residu Oksitetrasiklin pada Ikan Lele yang Dipasarkan di Kota Yogyakarta DETECTION OF OXYTETRACYCLINE RESIDUE IN CATFISH MARKETED AT YOGYAKARTA CITY
Main Article Content
Abstract
Tingkat konsumsi ikan di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi dan meningkatnya pengetahuan tentang manfaat makan ikan bagi tubuh. Kebutuhan ini harus diimbangi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan. Salah satu kontaminan yang dapat menimbulkan permasalahan adalah cemaran antibiotik. Oksitetrasiklin merupakan antibiotik yang banyak digunakan pada dunia perikanan. Penelitian bertujuan untuk melakukan validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) untuk analisis residu oksitetrasiklin dalam daging ikan lele dan melakukan deteksi kejadian residu oksitetrasiklin pada daging ikan lele yang dipasarkan di wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap validasi dan tahap penelitian lapangan. Validasi metode preparasi sampel daging ikan lele menggunakan alat KCKT dan meliputi parameter spesifisitas, presisi, akurasi,dan linearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat KCKT yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk melakukan deteksi residu oksitetrasiklin dalam daging ikan lele dengan baik. Penelitian lapangan menggunakan 59 sampel ikan lele yang diambil dari penjual yang berbeda di 16 pasar tradisional wilayah Kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya residu oksitetrasiklin, ditunjukkan dengan hasil positif (melampaui batas maksimum residu) pada 25% dari keseluruhan sampel.