Evaluasi Kesesuaian Lingkungan Berdasarkan Penampilan Produksi Empat Bangsa Sapi pada Ketinggian Berbeda di Provinsi Lampung
Main Article Content
Abstract
Each cattle breed can grow optimally at suitable environmental condition. bali cattle has better thermoregulation ability in incompaing with ongole crossbreed cattle in lowland. Simental or limousin cattle is from temperate zone with cold temperature area and intensive breeding management. Based on those considerations, this research aimed was to investigate the production performance of bali cattle, ongole crossbreed, limousine crossbreed and simental crossbreed cattle at different altitudes and seasons in Lampung Province. Research used adult female cattle consisting of 82 bali cattle, 138 ongole crossbreed cattle, 54 limousin crossbreed cattle and 32 simental crossbreed cattle. The observed variables as production response were body height, chest size and Body Condition Score (BCS). Data was then analyzed using Randomized Complete Design. Based on body size (height and chest circumference) and BCS, it can be concluded that the Bali cattle suitable to be developed in the lowlands, ongole crossbreed cows in the highlands, limousine crossbreed in the lowlands and simmental crossbreed suitable to be developed in both the lowlands and highlands.
ABSTRAK
Sapi bali mempunyai kemampuan termoregulasi yang lebih baik dibandingkan dengan sapi peranakan ongole di dataran rendah. Sapi simental atau limousin terbiasa hidup di daerah dengan suhu udara yang dingin dan tatalaksana pemeliharaan intensif. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan produksi sapi bali, sapi peranakan ongole, sapi peranakan limousin, dan peranakan simental pada beberapa ketinggian tempat dan musim yang berbeda di Provinsi Lampung. Materi yang digunakan adalah sapi betina dewasa: yaitu sapi bali 82 ekor, sapi peranakan ongole 138 ekor, sapi peranakan limousin 54 ekor, dan sapi peranakan simental 32 ekor. Peubah yang diamati untuk respons produksi adalah tinggi badan, lingkar dada, dan Body Condition Score (BCS). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan ukuran tubuh (tinggi dan lingkar dada) serta BCS, sapi bali cocok dikembangkan di dataran rendah. Sapi PO mempunyai ukuran tubuh sama pada ketiga ketinggian tempat namun BCS terbaiknya di dataran tinggi. Sapi peranakan limousin ternyata penampilan produksi terbaiknya baik musim hujan maupun musim kemarau di dataran rendah. Sementara sapi peranakan simental cocok dikembangkan di dataran rendah dan dataran tinggi.