Dampak Manajemen Kandang Babi terhadap Risiko Masuknya dan Penyebaran Demam Babi Afrika di Kabupaten Kupang
Main Article Content
Abstract
Demam babi afrika (African Swine Fever/ASF) adalah penyakit virus yang sangat
menular yang menyerang ternak babi dan babi liar, menyebabkan tingkat kematian yang tinggi pada populasi yang terinfeksi. Di Kabupaten Kupang, peningkatan kejadian ASF telah menjadi perhatian mendesak, berdampak pada peternak babi lokal, lembaga pemerintah dan masyarakat luas. Manajemen kandang babi yang efektif sangat penting dalam mencegah masuknya dan penyebaran ASF. Faktor-faktor yang berkontribusi pada manajemen yang efektif di antaranya: kemiringan lantai kandang, keutuhan/integritas pagar perimeter, jarak antara kandang babi dan area pemukiman, jarak antar kandang individu dan kebersihan area makan dan minum. Menjaga kandang babi terpisah dari struktur lain dan menerapkan praktik sanitasi dan disinfeksi rutin sangat penting dalam mengurangi risiko penularan ASF. Sangat penting bagi pemilik kandang dan peternak di Kabupaten Kupang untuk memahami dan menerapkan teknik manajemen kandang yang baik untuk mencegah masuknya ASF dan meminimalisir penyebarannya. Penelitian ini dilakukan di 300 peternakan babi dari 20 desa di tiga kecamatan terpilih, termasuk Kecamatan Fatuleu, Amabi Oefeto dan Kupang Timur. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis regresi untuk mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran ASF melalui praktik pemasaran babi di Kabupaten Kupang. Hasil penelitian mengidentifikasi empat faktor yang dapat berkontribusi secara signifikan terhadap masuknya dan penyebaran ASF di Kabupaten Kupang: 1) keberadaan pagar perimeter, 2) menjaga jarak 200 meter antara kandang babi
dan area pemukiman, 3) keberadaan kandang babi di area tersebut, dan 4) penggunaan praktik sanitasi dan disinfeksi yang tepat. Menjaga kebersihan, disinfeksi dan pengelolaan limbah yang tepat di peternakan babi sangat penting untuk mencegah ASF dan meningkatkan kesehatan kawanan babi.