Struktur Mikroanatomi dan Histomorfometri Duodenum Tikus Putih Jantan setelah Pemberian Doksisiklin dan Ekstrak Etanol Bunga Telang
Main Article Content
Abstract
Antibiotik, seperti doksisiklin dapat digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi, namun jika digunakan secara berlebih, akan menghasilkan radikal bebas berlebih dan menyebabkan stres oksidatif yang mampu merusak duodenum tikus putih. Antioksidan yang dimiliki oleh bunga telang dapat menangkal radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh. Radikal bebas juga ditemukan pada duodenum sehingga pemberian bunga telang berpotensi mencegah kerusakan duodenum sebagai tempat absorpsi nutrien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga telang terhadap struktur mikroanatomi dan histomorfometri duodenum tikus putih. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 20 ekor tikus putih jantan dan dibagi menjadi empat perlakuan, yaitu P0 (akuades), P1 (doksisiklin 6 mg/ekor/hari), P2 (ekstrak etanol bunga telang 90 mg/ekor/hari), dan P3 (doksisiklin 6 mg/ekor/hari dan ekstrak etanol bunga telang 90 mg/ekor/hari). Bahan uji diberikan secara oral dan dilakukan selama 14 hari. Sediaan histologi duodenum dibuat dengan menggunakan metode parafin dan pewarnaan hemaktosilin-eosin. Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam denga taraf signifikasi 5% dan hasil menunjukkan bahwa pemberian doksisiklin dan ekstrak etanol bunga telang pada histomorfometri duodenum tikus putih berbeda tidak signifikan (P>0,05), namun terdapat perubahan pada struktur mikroanatomi dan sel epitel vili duodenum. Simpulan penelitian ini adalah pemberian doksisiklin dan ekstrak etanol bunga telang tidak mengubah morfometri duodenum, namun komponen aktif dari bunga telang berkontribusi pada perbaikan struktur duodenum yang mengalami kerusakan pada tikus putih jantan.