Dampak Penyakit Mulut dan Kuku terhadap Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah di Cikole, Lembang, Bandung Barat
Abstract
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Apthovirus, penyakit ini menyerang hewan berkuku belah seperti sapi dan dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas susu. PMK menyerang 32,67% atau sekitar 120 ekor sapi milik UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang dan 41 ekor diantaranya merupakan sapi laktasi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan dan menganalisis dampak PMK terhadap jumlah produksi dan kualitas susu (berat jenis, kadar lemak, dan kadar protein) sebelum dan setelah terjadinya wabah PMK tahun 2022. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder berupa data jumlah produksi dan hasil pengujian laboratorium susu di UPTD BPTSP dan HPT Cikole Lembang. Data yang digunakan adalah data produksi dan kualitas susu sapi perah Frisian Holstein Indonesia di kandang laktasi 1 dan 2. Data dianalisis dengan Paired t-test dengan
menggunakan perangkat Microsoft Excel dan Software SPSS 22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah produksi susu sebelum PMK yaitu 13.987 liter dan setelah adanya PMK menjadi 12.333,25 liter atau turun sekitar 11,82%, berat jenis susu sebelum dan setelah PMK 1,0270 cm/Hg atau tidak mengalami penurunan, kadar lemak susu sebelum PMK yaitu 3,68% dan setelah adanya PMK turun sekitar 0,27% menjadi 3,41%, selain itu kadar protein susu sebelum PMK yaitu 3,20% dan setelah adanya PMK naik sekitar 0,37% menjadi 2,83%. Simpulannya adalah PMK memengaruhi jumlah produksi susu, namun tidak begitu memengaruhi kadar lemak dan kadar protein susu. Sementara itu, berat jenis susu sama sekali tidak mengalami perubahan akibat PMK.