Efek Preventif Bayam Merah terhadap Organ Reproduksi Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik
Main Article Content
Abstract
Penggunaan parasetamol dalam dosis berlebih (dosis toksik) dapat membentuk senyawa NAPQI yang menyebabkan peningkatan radikal bebas di dalam tubuh dan berpotensi menurunkan kualitas organ reproduksi. Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan salah satu tanaman herbal yang berpotensi sebagai sumber antioksidan dalam menangkal radikal bebas akibat parasetamol. Penelitian bertujuan mengetahui potensi ekstrak etanol Bayam Merah terhadap organ reproduksi (kualitas sperma dan histologi testis) Tikus Wistar yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Metode penelitian menggunakan 24 ekor Tikus Wistar (4 perlakuan dengan 6 ulangan) yang terdiri dari Kontrol (akuades), KN (parasetamol dosis 0,5 g/kg BB), P1 (ekstrak dosis 0,4 g/kgBB dan parasetamol dosis 0,5 g/kg BB), P2 (ekstrak dosis 0,8 g/kgBB dan parasetamol dosis 0,5 g/kg BB). Parameter organ reproduksi terdiri dari kualitas sperma dan struktur histologi testis (jumlah sel Leydig dan indeks spermatogenesis). Pemberian ekstrak dilakukan pada hari ke 1-15, sedangkan parasetamol diberikan pada hari ke 11-15. Pada hari ke-16, tikus dikorbankan untuk diamati kualitas sperma dan pembuatan sediaan histologis testis (metode paraffin; pewarnaan HE). Seluruh data dianalisis menggunakan One-Way ANOVA dengan uji Duncan (P<0,05). Hasil penelitian menunjukan kualitas sperma dosis 0,4 g/Kg BB memiliki jumlah motilitas, jumlah sel, viabilitas dan morfologi sperma lebih tinggi dibandingkan antar perlakuan (P<0,05). Jumlah sel Leydig dan indeks spermatogenesis juga memperlihatkan dosis 0,4 dan 0,8 g/Kg BB lebih tinggi dibandingkan antar perlakuan (P<0,05). Kesimpulan menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Bayam Merah dosis 0,4 g/Kg BB dapat berpotensi dalam melindungi kualitas sperma dan organ testis Tikus Wistar yang diinduksi parasetamol dosis toksik selama 15 hari.